Teka-Teki Penangkapan Paul Whelan atas Tuduhan Spionase di Moskow

Sabtu 05-01-2019,04:56 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

Paul Whelan—seorang warga negara Amerika, mantan marinir, dan pengusaha—ditangkap oleh pihak berwenang Rusia pada akhir pekan lalu saat menghadiri pernikahan di Moskow, atas tuduhan spionase.Whelan bisa menghadapi 20 tahun penjara jika terbukti melakukan kegiatan mata-mata. Namun rincian penangkapannya, dan motivasi atau justifikasi Rusia untuk menahannya, masih belum jelas. Pihak berwenang Rusia menahan seorang warga negara Amerika di Moskow pekan lalu atas tuduhan spionase—suatu tindakan aneh yang dapat memperburuk hubungan yang sudah tegang antara Amerika Serikat (AS) dan Rusia. Paul Whelan—seorang mantan Marinir berusia 48 tahun—dilaporkan berada di Moskow untuk menghadiri pernikahan, ketika ia ditangkap pada tanggal 28 Desember. Dinas keamanan dalam negeri Rusia (FSB) mengatakan bahwa Whelan ditangkap ketika sedang berada dalam “misi mata-mata,” tetapi tidak menguraikan tuduhan terhadapnya. https://twitter.com/KirkseniyaSF/status/1080696210753839104?s=19 Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri mengkonfirmasikan kepada Vox pada Rabu (2/1), bahwa Duta Besar AS Jon Huntsman mengunjungi Whelan di fasilitas penahanan Rusia, tetapi tidak memberikan rincian lainnya karena masalah privasi. Juru bicara itu menambahkan bahwa Huntsman telah berhubungan dengan keluarga Whelan. Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo secara singkat berbicara tentang penahanan Whelan selama perjalanan ke Brazil. “Kami telah menjelaskan kepada Rusia harapan kami bahwa kami akan mempelajari lebih banyak tentang tuduhan itu, untuk memahami apa yang dituduhkan kepadanya, dan jika penahanannya tidak tepat, kami akan menuntut pemulangannya segera,” kata Pompeo kepada para wartawan pada Rabu (2/1). Anggota keluarga Whelan, untuk bagian mereka, telah menolak tuduhan spionase tersebut. Dalam sebuah pernyataan, mereka mengatakan bahwa “ketidakbersalahan Whelan tidak diragukan lagi.” Penahanan Whelan terjadi sekitar dua minggu setelah warga negara Rusia berusia 30 tahun, Maria Butina—yang ditangkap atas tuduhan konspirasi dan bertindak sebagai agen pemerintah asing pada Juli 2018—mengaku berpartisipasi dalam kampanye yang didukung oleh pejabat Rusia untuk secara diam-diam mempengaruhi politik AS, termasuk berusaha menggoyang Partai Republik untuk lebih menerima Rusia. Beberapa ahli berspekulasi bahwa penangkapan Whelan mungkin merupakan upaya oleh Presiden Rusia Vladimir Putin untuk membalas.

Siapakah Paul Whelan?

Keluarga Paul Whelan menggambarkannya sebagai mantan Marinir dan mantan petugas penegak hukum dari Michigan, dan orang yang baik dan setia yang memiliki minat pada Rusia dan budaya Rusia. Kremlin mengklaim bahwa warga negara Amerika itu adalah mata-mata—tetapi sejauh ini tidak menawarkan bukti nyata untuk mendukung tuduhan itu. https://twitter.com/davidpwhelan/status/1080067463323226112?s=19 Whelan bertugas di Cadangan Korps Marinir dari tahun 1994 hingga 2008 dan, menurut Wall Street Journal, dikerahkan dua kali ke Irak, meskipun ia tidak mengalami pertempuran. Whelan dipecat pada tahun 2008 karena perilaku buruk, setelah diadili di pengadilan militer atas tuduhan pencurian. Detail kasusnya tidak jelas. Whelan saat ini bekerja sebagai direktur keamanan global untuk BorgWarner Inc., pemasok suku cadang mobil yang berbasis di Detroit, menurut keluarganya dan perusahaan tersebut. “Dia tidak sedang dalam perjalanan bisnis perusahaan, setahu kami dia melakukan perjalanan pribadi,” kata Kathy Graham, juru bicara BorgWarner, kepada New York Times. “Kami tidak memiliki fasilitas di Rusia.” Keluarga Whelan mengatakan bahwa dia terbang ke Moskow pada tanggal 22 Desember dengan rencana untuk menghadiri pernikahan mantan anggota Marinir. David Whelan, saudara kembar Paul, mengatakan kepada CNN bahwa ketika saudaranya tidak muncul untuk pernikahan pada Sabtu (29/12), ia mengajukan laporan orang hilang. Baru pada Senin (31/12), keluarga Whelan mengkonfirmasi bahwa dia telah ditahan oleh otoritas Rusia. Tapi ini bukan perjalanan Whelan pertama ke Rusia. Sebuah publikasi Korps Marinir tertanggal November 2006 (h/t Quartz) mencetak foto Whelan di depan Katedral St. Basil di Lapangan Merah Moskow, dengan judul yang mengatakan bahwa ia menghabiskan “dua minggu istirahat dan cuti pemulihan di Moskow.” Di situs pribadinya, Whelan menulis setelah perjalanan itu, bahwa itu adalah “mimpinya” untuk mengunjungi Rusia. “Saya cukup beruntung bertemu orang-orang baik dan melakukan beberapa perjalanan menyenangkan ke seluruh negeri,” tulisnya, menurut Daily Beast. The Washington Post mewawancarai beberapa kenalan Whelan di Rusia, yang menggambarkannya sebagai “pria yang ramah yang sangat menghargai Rusia.” Saudara laki-laki Whelan, David, juga mengatakan kepada Wall Street Journal bahwa Whelan—yang pernah melakukan perjalanan ke Rusia sebelumnya—mengetahui risikonya. Whelan, katanya, “tidak akan dengan sengaja melanggar hukum apa pun, apalagi hukum yang melibatkan spionase.” https://twitter.com/Billbrowder/status/1080112058597888001?s=19

Apakah Penahanan Whelan Adalah Balas Dendam Untuk Maria Butina?

Duta Besar AS Huntsman bertemu dengan Whelan pada Rabu (2/1), lima hari setelah penangkapannya. Namun rincian mengapa Rusia menganggap Whelan sebagai mata-mata, masih belum jelas. Waktu penahanan Whelan tentu saja penting. Lebih dari dua minggu lalu, warga negara Rusia Maria Butina mengakui bahwa ia mencoba mempengaruhi politik AS dengan menyusup ke lingkaran politik Partai Republik dan kelompok-kelompok kepentingan yang condong ke arah konservatif—terutama Asosiasi Senapan Nasional (NRA). Butina ditangkap pada bulan Juli, tetapi mencapai kesepakatan dengan jaksa federal pada bulan Desember dan mengaku bersalah atas satu tuduhan berkonspirasi untuk bertindak sebagai agen asing. Setelah penangkapan Butina pada bulan Juli, Kementerian Luar Negeri Rusia memulai kampanye untuk mendukung warga negara Rusia tersebut—lengkap dengan tagar #FreeMariaButina. Putin sebelumnya mengklaim bahwa dia belum pernah mendengar tentang Butina sampai penangkapannya di AS, dan menyangkal bahwa Butina memiliki hubungan dengan mata-mata Rusia. Namun, dalam pidato dan konferensi pers pada tanggal 20 Desember, Presiden Rusia itu melangkah lebih jauh, mengklaim bahwa tuduhan terhadap Butina dibuat-buat, dan bahwa Butina mengaku bersalah hanya di bawah ancaman hukuman penjara yang panjang. “Saya tidak mengerti dia mengaku bersalah tentang apa, karena ia tidak berada di sana untuk memenuhi tugas pemerintah,” kata Putin. “Kami akan melihat bagaimana hasilnya,” tambahnya. “Kami peduli, dan kami akan mengawasi kasus ini dan memberikan dukungan kami yang sesuai.” Kemarahan Putin atas penangkapan Butina telah membuat beberapa orang berspekulasi bahwa penahanan Whelan adalah bentuk pembalasan—bukan langkah yang tidak biasa bagi Kremlin. “Rusia memiliki sejarah pengusiran diplomatik saling balas, dan begitu juga, ketika ada kasus mata-mata,” Kimberly Marten, seorang ahli Rusia dan Profesor Ilmu Politik di Barnard College, Columbia University, mengatakan kepada saya. Marten menambahkan bahwa komentar Putin tentang Butina dalam pidatonya pada bulan Desember juga mengindikasikan bahwa penangkapan Whelan bisa menjadi bentuk pembalasan. Tetapi, dia mengingatkan, “kami belum cukup tahu untuk mengatakan dengan pasti.” Tetapi para pengamat Rusia lainnya telah menyatakan kekhawatiran yang sama. Mantan Duta Besar AS untuk Rusia Michael McFaul, menyebut situasi ini aneh pada Selasa (1/1), dan menuntut Rusia memberikan penjelasan. Bill Browder—seorang kritikus lama Putin yang melobi Kongres dan menyebabkan disahkannya Undang-Undang Pertanggungjawaban Hukum Magnitsky pada tahun 2012—menyebut penahanan Whelan sebagai “situasi penyanderaan.” Para ahli juga mencatat bahwa sangat jarang bagi Rusia untuk menahan seorang warga negara AS, dan bahwa latar belakang Whelan tidak benar-benar menunjukkan bahwa ia mata-mata. “Satu hal yang dapat saya katakan dengan pasti,” John Sipher, mantan anggota Clandestine Service CIA, mengatakan kepada NPR, “bahwa ini bukanlah bagaimana AS melakukan spionase di luar negeri. Kami tidak akan pernah menempatkan warga negara AS, tanpa kekebalan diplomatik, dalam bahaya seperti itu, terutama mengawasi hal-hal tingkat rendah seperti ini.” Pada konferensi pers di Brazil pada Rabu (2/1), Menteri Luar Negeri Pompeo mengatakan bahwa AS akan menuntut pembebasan Whelan jika penahanannya tidak tepat, tetapi pemerintahan Trump sebaliknya cukup diam tentang penangkapan itu. Itu agak mengejutkan, mengingat Presiden Donald Trump secara pribadi membahas warga negara Amerika yang ditahan di luar negeri sebelumnya. Dia telah berhasil memulangkan sandera Amerika di mana presiden lainnya gagal, termasuk Pastor Andrew Brunson, yang telah dipenjara di Turki sejak tahun 2016, dan beberapa warga negara Amerika yang ditahan di Korea Utara. (Pada waktu publikasi, Gedung Putih belum menanggapi permintaan komentar Vox.) Penangkapan Whelan juga terjadi seiring hubungan antara Rusia dan AS sedang tegang. Ada agresi Rusia yang berkelanjutan di Ukraina. AS masih bergulat dengan campur tangan Rusia dalam pemilihan umum tahun 2016, dan ada bukti bahwa Kremlin terus mencampuri pemilu paruh waktu tahun 2018. Dalam pidatonya pada tanggal 20 Desember, Putin memperingatkan tentang risiko perang nuklir karena keputusan AS untuk meninggalkan perjanjian senjata era Perang Dingin. AS telah memberikan Moskow hingga bulan Februari untuk mematuhi Perjanjian Kekuatan Nuklir Jarak Menengah (INF), dan beberapa ahli berpikir bahwa pelanggaran bisa berpotensi memulai perlombaan senjata. Penangkapan dan status Whelan sebagian besar masih menjadi misteri, untuk saat ini. Masih banyak pertanyaan tentang akhir permainan Putin, dan apakah ini akan memperburuk ketegangan antara AS dan Rusia. (*)
Tags :
Kategori :

Terkait