Disporbudpar Kecewa dengan Kerja DPUESDM
KEJAKSAN- Renovasi Gedung Kesenian (GK) Nyi Mas Rara Santang yang dilakukan Dinas Pekerjaan Umum Energi dan Sumber Daya Mineral (DPUESDM) Kota Cirebon dinilai sia-sia. Proses renovasi dilakukan secara setengah-setengah, sehingga gedung tersebut tidak bisa digunakan dalam acara pagelaran kesenian sesuai dengan fungsinya.
Hal tersebut disampaikan Kepala Disporbudpar Kota Cirebon Drs H Hayat. Dia mengaku kecewa dengan renovasi tersebut. Apalagi DPUPESDM sebelumnya pernah mengatakan akan lebih memprioritaskan pembangunan gedung baru Bappeda daripada merenovasi GK Nyi Mas Rara Santang. Oleh karena itu, kata Hayat, Disporbudpar akan berinisiatif mengajukan anggaran ke pemerintah provinsi pada tahun anggaran 2014.
Hayat menambahkan, pihaknya akan terus membangun komunikasi dengan para seniman di Kota Cirebon. Salah satunya dengan menggelar acara diskusi seni dengan para seniman dan para pengusaha belum lama ini. Hal itu, sambung dia, bertujuan menampung masukan dan keinginnan para seniman. Ini dilakukan agar para seniman bisa tetap berkarya di tengah persoalan gedung kesenian yang belum rampung direnovasi.
Ia pun meminta para seniman tidak berkecil hati. Menurutnya, seniman sejati itu selalu berkarya tanpa harus didukung oleh dana dan bantuan dari pemerintah. \"Justru itu bisa menjadi kepuasan batin ketika bisa berprestasi dengan berbagai macam kekurangan yang ada,\" katanya.
Sementara mantan Kepala Disporbudpar Abidin Aslich mengatakan Pemkot Cirebon harus lebih memperhatikan para seniman di Kota Udang agar tidak terjadi genius crime. \"Jangan sampai para seniman tidak nyaman berkarya di kota sendiri sehingga tidak diakui karya-karyanya di daerah sendiri, lalu mereka berkarya di daerah lain karena mendapat apresiasi lebih,\" katanya saat mengisi acara seminar budaya di Hotel Zamrud, baru-baru ini.
Abidin yang selama dua setengah tahun memimpin disporbudpar membeberkan, sudah banyak contoh kasus di mana para seniman hengkang dari daerah asalnya karena kurang mendapat perhatian dan apresiasi di daerahnya sendiri. Padahal di daerah lain karya-karyanya mendapat apresiasi. Maka dari itu ia mendesak agar para seniman supaya bisa mendapat perhatian.
Pria yang sekarang menjabat sebagai Staf Ahli Wali kota Bidang Pemerintahan ini juga menyesalkan renovasi gedung kesenian yang tak kunjung rampung. Padahal gedung kesenian menjadi pertanda adanya apresiasi pemerintah terhadap seniman. Gedung tersebut pun dibiarkan mangkrak hingga sekarang. \"Proses renovasi gedung bertujuan untuk memperbaiki gedung tersebut supaya bisa dipakai, tetapi kenapa malah tidak bisa digunakan. Ini pertanda bahwa seniman masih dipandang sebelah mata,” kritiknya.
Abidin juga meminta para pengusaha agar membantu para seniman. \"Misalkan saja pengusaha hotel, bisa memakai jasa seniman musik tarling untuk menghibur tamu hotel. Ini bisa menjadi simbiosis mutualisme dan sinergitas anatara seniman dan pengusaha,” pungkasnya. (jml)