Sudah Minim Tangkapan, Harga Rajungan Anjlok

Senin 07-01-2019,00:05 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

INDRAMAYU – Musim baratan yang ditandai dengan angin kencang dan gelombang tinggi membuat nelayan Rajungan di pesisir pantura Kecamatan Patrol, Kabupaten Indramayu, enggan melaut. Mereka memilih tidak mencari ikan ketimbang diintai bahaya. Ternyata tak cuma itu penyebabnya. Selain hasil tangkapan tidak maksimal, harga Rajungan yang jatuh turut membuat nelayan memilih turun jangkar. “Kalau harganya lagi bagus, nelayan pasti ada saja yang nekad mencari Rajungan. Mumpung lagi mahal. Masalahnya harga lagi jatuh, jadi ya sudah pilih istirahat dulu,” ungkap pengelola Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Sukahaji, H Thamrin kepada Radar Indramayu. Harga rajungan saat ini, sebut dia, cuma Rp 50 ribu per kg. Padahal normalnya bisa mencapai Rp 70 ribu sekilo. Sedangkan harga udang laut masih standar di kisaran Rp 100 ribu per kg. Diakui Thamrin, walau kondisi cuaca buruk, masih ada saja nelayan yang nekad melaut. Ini lantaran kepentok urusan dapur. Mirisnya, hasil tangkapan tak maksimal. Selama tiga hari melaut, mereka hanya bisa mendapatkan rajungan 10 kilogram. Parahnya, harga rajungan sedang anjlok meskipun pasokan langka. Demi menyambung hidup, ratusan nelayan di Desa Sukahaji dan Desa Bugel untuk sementara beralih profesi. Ada yang menjadi buruh tandur, ojek motor, jualan asongan sampai kuli bangunan. Mereka diperkirakan baru akan kembali melaut setelah musim baratan berlalu pada Maret mendatang. “Artinya selama tiga bulan ini nelayan kami mesti mencari mata pencaharian lain,” ujarnya. Kendati tidak ada pemasukan, TPI Sukahaji tetap beroperasi. Menyusul mulai maraknya pesanan pembuatan perahu tradisional di bawah 5 GT. Perahu bikinan nelayan Sukahaji-Bugel memang diakui kualitas dan mutunya. Pesananpun berdatangan dari nelayan desa lain seperti Eretan dan Cantigi. (kho)

Tags :
Kategori :

Terkait