CIREBON–Harga garam krosok saat ini mulai mengalami kenaikan. Hal ini seiring dengan berhentinya proses produksi secara total karena pengaruh musim hujan. Bahkan, harga garam buatan asli Cirebon itu, diprediksi terus naik seiring dengan baru mulainya musim hujan. Salah satu petani garam, Sunali saat ditemui Radar Cirebon menuturkan, harga garam krosok sudah di atas Rp1.200 perkilogram. Permintaan yang terus naik, namun sudah tidak ada produksi, mengakibatkan harga menjadi naik. “Harganya sudah naik. Sebelum musim hujan harganya Rp600 sampai 800. Sekarang harga perkilonya paling murah Rp1.200. Ini pasti akan terus naik, karena barang menjadi langka dan permintaan masih tinggi,” ujarnya. Menurutnya, harga paling tinggi biasanya terjadi pada bulan Februari sampai Maret. Saat itu, harga garam bisa menyentuh Rp3.000 perkilogram. “Ini masih belum seberapa. Masih banyak yang tahan barang. Nanti jualnya saat momen Februari dan Maret. Harganya bisa sampai 3 ribu perkilogram,” imbuhnya. Oleh karena itu, tidak heran jika sekarang banyak tumpukan-tumpukan garam di sepanjang jalur pantura Cirebon. Karena banyak petani yang tidak mampu sewa gudang, akhirnya menyimpan barangnya di pinggir jalan menunggu harga tinggi untuk dijual. “Sangat sedikit petani penggarap yang punya gudang penyimpanan. Semuanya ditumpuk di lahan kosong, termasuk pinggir jalan dan ditutup terpal,” jelasnya. Sementara itu, Kuwu Desa Waruduwur Dudi Suhaedi kepada Radar Cirebon mengatakan, pihaknya sudah meminta kepada dinas terkait untuk memfasilitasi para petani garam agar terus bisa meningkatkan kualitas dan produktivitas garamnya. Sehingga bisa menjadi sumber mata pencaharian yang menjanjikan bagi masyarakat. “Saat ini, jumlah petani garam terus menurun. Jangan sampai, ke depan petani garam di wilayah kita hanya tinggal sejarah saja. Makanya, pemerintah harus bantu agar prospek usaha garam rakyat ini tetap dilirik anak-anak muda generasi mendatang,” ungkapnya. (dri)
Produksi Stop, Harga Garam Naik, Petani masih Tahan Stok,
Senin 07-01-2019,14:30 WIB
Editor : Dedi Haryadi
Kategori :