Bom Mobil Tewaskan 20 Orang

Minggu 20-01-2019,02:05 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

BOGOTA - Setidaknya 20 orang tewas dan lebih dari 50 lainnya terluka dalam aksi pemboman mobil di sebuah akademi kepolisian General Santander Kolombia di Bogot. Serangan tingkat tinggi tersebut, terkait dengan insiden paling berdarah dari gerilyawan dan konflik narkoba di negara itu. Saksi mata mengatakan, mereka mendengar ledakan keras yang menghancurkan jendela di gedung-gedung sekitar lokasi. Di antara yang tewas, adalah warga Panama dan Ekuador. Usai kejadian, ambulans dan helikopter bergegas ke lokasi. Mendengar kabar tersebut, Presiden Ivan Duque bergegas kembali ke ibukota dengan penasihat militer utamanya dari kunjungan ke negara barat. Berdasarkan penyelidikan kepolisian, insiden ini mengarah pada kemungkinan bom bunuh diri. \"Ini sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam beberapa dekade kekerasan politik di negara Andean. Serangan ini tidak hanya terhadap kaum muda, pasukan keamanan atau polisi. Ini adalah serangan terhadap masyarakat. Tindakan teroris gila ini tidak akan dibiarkan begitu saja,\" kata Duque dalam sebuah pernyataan singkat, milansir Guardian. Ketua Jaksa Penuntut Nestor Martinez menjelaskan, awalnya seorang pria berusia 56 tahun bernama Jose Aldemar Rojas, mengendarai pick-up Nissan 1993 yang memuat pentolite 80 kilogram dan melakukan serangan itu. \"Penyelidik telah mengidentifikasi pengemudi mobil sebagai Jos Aldemar Rojas Rodrguez, yang termasuk di antara yang tewas. Para penyelidik sedang mencari  penulis intelektual di balik kasus ini,\" katanya. Selama beberapa dekade, penduduk Bogot hidup dalam ketakutan tertangkap dalam pemboman oleh pemberontak kiri atau kartel narkoba Medelln milik Pablo Escobar. Tetapi ketika konflik Kolombia mereda, dan kelompok pemberontak terbesar di negara itu melucuti perjanjian damai tahun 2016, keamanan meningkat dan serangan menjadi lebih jarang terjadi. Pihak berwenang belum menyebutkan siapa yang berada di balik serangan itu. Tetapi perhatian telah difokuskan pada pemberontak sayap kiri dari Tentara Pembebasan Nasional, ELN, yang telah meningkatkan serangan dan menarget polisi di Kolombia. Pemboman itu adalah yang paling mematikan di ibukota sejak ledakan di pusat perbelanjaan Andino kelas atas pada Juni 2017 menewaskan tiga orang, termasuk seorang wanita Prancis, dan melukai 11 lainnya. (der/fin)

Tags :
Kategori :

Terkait