Akfit Lagi, Galian C di Argasunya Makin Marak

Rabu 30-01-2019,17:30 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

CIREBON-Galian tipe c di Kelurahan Argasunya sebetulnya sudah ditutup Pemerintah Kota Cirebon. Hanya masyarakat setempat yang mendapat pengecualian. Boleh melakukan penambangan secara manual. Namun fakta di lapangan berbicara lain. Aktivitas galian belakangan ini kian marak. Bahkan melibatkan alat berat berjenis eskavator. Disinggung soal pengawasan lapangan, Lurah Argasunya H Dudung Abdul Barry mengaku sudah beberapa kali menertibkan aktivitas galian. Sebab, pemerintah kota menginginkan area eksplorasi pasir ini digunakan untuk wisata. Masyarakat setempat juga sudah diberikan sosialisasi, juga capacity building. “Masyarakat kita arahkan supaya tidak kembali lagi ke galian,” ujarnya kepada Radar Cirebon. Kelurahan Argasunya juga sudah melakukan inventarisasi lahan eks galian c. Data ini diserahkan kepada Dinas Lingkungan Hidup (DLH). Yang nantinya akan membuat perencanaan juga upaya penataan lahan eks galian. Sayangnya, upaya-upaya ini tidak sepenuhnya berhasil. Warga yang Senin (28/1) berdemo bukan untuk penutupan aktivitas galian. Mereka meminta alat berat dilarang di lokasi. Sebab, mata pencaharian sebagai kuli galian terganggu. Warga yang melakukan protes berasal dari Kampung Kopi Luhur. Selama ini mata pencahariannya memang mengandalkan sebagai kuli di galian c. Mendapati fakta ini, Dudung tak bisa berbuat banyak. Tetapi kelurahan sudah melayangkan surat ke DLH untuk menindaklanjuti temuan ini. Dikonfirmasi terpisah, Kepala DLH Drs H RM  Abdullah Syukur MSi mengaku sudah menerima aduan dari kelurahan setempat. Segera setelah itu, dirinya memerintahkan bidang III yakni penanganan kerusakan lingkungan dan bidang IV penanganan hukum untuk turun ke lokasi. \"Sebenarnya ini masalah klasik. Secara aturan kan ditutup tahun 2004,” tuturnya. Pihaknya akan berupaya melakukan pendekatan, berupa imbauan kepada warga untuk beralih profesi. Pemkot juga telah menyediakan sarana seperti penggemukan ternak dan pembuatan paving block yang berada disekitar wilayah itu. Kemudian untuk pengusaha galian, pihaknya meminta untuk memperbaiki lingkungan dengan reboisasi dan membuat terasering. Nah, di terasering tersebut diharpakan nantinya bisa untuk lahan pertanian. \"Nanti kita kaji dari hasil laporan bidang III dan IV. Baru kita akan tindak lanjuti seperti apa,\" tandasnya. (gus)

Tags :
Kategori :

Terkait