Banyak Bus Belum Memenuhi Standar, Izin Trayek Bisa Dicabut

Kamis 31-01-2019,19:30 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

CIREBON-Dinas Perhubungan Kabupaten Cirebon terus memberikan pembinaan kepada perusahaan auto bus. Pasalnya, masih banyak perusahaan auto bus yang belum memenuhi standar keselamatan. Koordinator Uji Kir Dinas Perhubungan Kabupaten Cirebon Eddy Suzendi mengatakan, keselamatan penumpang dalam berkendara harus dikedepankan. Karena itu, setiap perusahaan auto bus wajib mengimplementasikan Peraturan Menteri Perhubungan RI nomor 85 tahun 2018. “Sebagai langkah antisipasi agar tidak merugikan semua pihak. Kami selalu mengingatkan kepada seluruh PO auto bus yang ada di Kabupaten Cirebon agar managemen keselamatan angkutan umum harus dikedepankan,” ujar Edi, usai melakukan sidak ke PO Bus Bhineka, kemarin. Menurutnya, dari hasil sidak sendiri saat melakukan pengecekan sejumlah komponen kendaraan, hasilnya cukup bagus. “Semua komponen sesuai standar genuine parts,” katanya. Disinggung ada sanksi apa ketika komponen kendaraan tidak sesuai standar? Eddy mengaku, sanksi terberatnya pencabutan izin trayek oleh Kementerian Perhubungan. Sebab, yang mengeluarkan izin adalah kementerian. Karena itu, sebelum ada sanksi, pihaknya memberikan pembinaan kepada perusahaan terkait agar menerapkan sistem keselamatan. “Sifatnya, kami hanya melakukan pembinaan saja. Agar menerapkan sistem managemen yang sudah diatur oleh pemerintah pusat,” tuturnya. Dia menambahkan, PO auto bus di Kabupaten Cirebon cukup banyak, ada PO Madona, Bhinneka, Sahabat, Garuda Mas, Setia Negara, termasuk bus pariwisata seperti Tifanha, Ravael, dan Kiswah. Semua PO itu akan dibina, minimal satu bulan sekali secara bergantian. “Sebetulnya masih banyak perusahaan bus yang belum memenuhi standar. Tapi, kita terus coba berikan pemahaman melalui sosialisasi kepada masing-masing perusahaan. Apalagi, peraturan menteri perhubungan nomor 85 tahun 2018 itu kan baru,” tuturnya. Sementara itu, Konsultan Hukum PO Bhinneka Titin Prialianti mengatakan, pihak perusahaan selalu memonitor para sopir dan kendaraan sebelum berangkat membawa penumpang. Artinya, pihak perusahaan mengedepankan keselamatan para penumpang mulai dari berangkat dan pulang dengan selamat.  “Bahkan, untuk memberikan keselamatan kepada para penumpang, para sopir yang menjadi mitra bus Bhineka itu dilakukan tes urine. Karena management bus Bhineka itu ketat,” singkatnya. (sam)

Tags :
Kategori :

Terkait