Peluang Golkar Lebih Terbuka Kuasai DPRD

Jumat 15-02-2019,22:30 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

INDRAMAYU-Dinamika politik di Kabupaten Indramayu pasca mundurnya Bupati Indramayu Hj Anna Sophanah, dan digantikan Bupati Drs H Supendi, semakin hangat.Perhatian mulai bergeser kepada permasalahan pengisian jabatan wakil bupati Indramayu yang diprediksi bakal alot. Apalagi ketika pemilihan wakil bupati sesuai dengan Perpu No.1/2014 tentang Pemilihan Gubernur/Wakil Gubernur, Pemilihan Bupati/Wakil Bupati serta Pemilihan Walikota/Wakil Walikota, pemilihan dilakukan oleh DPRD. Peluang Partai Golkar sebagai peraih kursi terbesar, justru lebih terbuka. Pengamat Politik dari Universitas Wiralodra (Unwir) Indramayu yang juga Direktur Pusat Kajian Sosial dan Politik FISIP Unwir, Iman Soleh mengungkapkan, pemilihan wakil bupati Indramayu yang akan dilakukan menjelang pemilu presiden yang tinggal kurang dari 100 hari lagi, akan berdampak pada pemilihan wakil bupati Indramayu semakin dinamis. “Jika memperhatikan dinamika yang berlangsung, maka tampaknya partai politik pengusung dan pendukung ataupun partai-partai di luar itu mulai saling berhitung dan memunculkan nama-nama calon,” ungkapnya. Dikatakan Iman, secara aturan dan etika politik maka partai politik pengusung dalam hal ini, Gerindra, PKS, dan Demokrat lebih berpeluang untuk mengisi jabatan wakil bupati Indramayu. Akan tetapi, lanjutnya, kalkulasi politik tidak selalu linear dengan realitas politik di lapangan. Hal ini terlihat dari terpilihnya Ketua Fraksi Golkar H Syaefudin sebagai Ketua Panitia Pemilihan Wakil Bupati Indramayu, dan H Sirojudin (Ketua Fraksi PDI Perjuangan) sebagai sekretaris. Selain itu, juga mulai beredar nama ketua DPRD Kabupaten Indramayu H Taufik Hidayat SH MSi, sebagai calon kuat wakil bupati Indramayu untuk mendampingi Supendi. “Jika melihat dinamika di lapangan seperti itu, maka tampaknya Partai Golkar mulai unjuk gigi untuk memenangkan konstelasi ini, dengan mengabaikan partai pengusung pada Pilkada 2015 yaitu Gerindra, PKS, dan Demokrat,” ujar Dosen Prodi Ilmu Pemerintahan FISIP Unwir ini. Di sisi lain, lanjut Iman, partai pengusung pada Pilkada 2015 juga merasa lebih berhak memunculkan calon. PKS bahkan, sudah menjaring tiga kandidat yaitu H Suwarto, H Kariri, dan Ir H Rusno Ombak Raharjo. Sementara Gerindra dan Partai Demokrat juga menyatakan sudah menyiapkan kadernya, meski belum berani terbuka. Pemunculan nama oleh masing-masing partai pengusung dan pendukung, kata Iman, akan memunculkan dinamika dan konflik kepentingan yang tinggi jelang pemilihan wakil bupati Indramayu. Apalagi jika kontestasi ini dikaitkan dengan kepentingan Pemilu Serentak 2019 baik pemilu legislatif, terutama pemilu presiden. Betapa tidak, partai pengusung dan pendukung pada 2015 sekarang secara kebetulan berada pada kubu koalisi yang berbeda. Partai Golkar berada pada koalisi 01 dan Partai Gerindra, PKS, dan Demokrat berada pada koalisi 02. “Ini akan semakin menarik, ketika PDIP dan PKB akan menjadi suara penentu pada pemilihan wakil bupati nantinya,” pungkasnya. (oet)

Tags :
Kategori :

Terkait