Pengetahuan Jokowi Prabowo Soal Revolusi Industri 4.0 Timpang

Senin 18-02-2019,13:41 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

Koordinator Kaukus Hijau Nasional Dimitri Dwi Putra di Jakarta, Senin, mengatakan debat putaran kedua memperlihatkan ketimpangan pengetahuan calon presiden (capres) nomor urut 1 dan 2 soal revolusi industri 4.0. Capres nomor urut 01, menurut dia, cukup dalam memahami kondisi revolusi industri 4.0 seperti apa, apa optimismenya, apa peluang yang harus diambil. “Bisa kelihatan capres paham soal ‘unicorn’ apa engga. Dia [Jokowi] memahami ekosistemnya,” kata Dimitri, seperti dikutip dari Antara. Karena jika ingin berbicara soal revolusi industri 4.0, menurut dia, berarti harus juga berbicara ekosistemnya. Jokowi mempunyai program 1.000 “startup” atau perusahaan rintisan, sehingga terlihat bagaimana kontribusinya untuk pengembangannya. Meskipun kalau ingin dikritisi, ia mengatakan dari 1.000 itu belum kelihatan mana yang berhasil mana yang tidak. Misalnya Gojek, Bukalapak, Tokopedia, Traveloka, empat unicorn Indonesia ini tidak ada yang berasal dari program tersebut.

“Jadi kita masih bertanya juga sebenarnya, 1.000 ‘startups’ ini apa. Dan bagaimana progresnya, kita nggak pernah tahu. Bagaimana Kibar dan Kementerian Komunikasi dan Informatika menjangkau program ini, ini jadi salah satu catatan kita,” kata Dimitri. Tapi, menurut dia, jika ingin berbicara soal pemahaman dan konseptual secara umum, maka terlihat Jokowi lebih memahami dan Prabowo Subianto sangat tidak paham. Hal tersebut juga terlihat saat pertanyaan soal bagaimana pertanian dikaitkan dengan revolusi industri 4.0. Dimitri mengatakan Jokowi bisa menyebutkan beberapa startup pertanian sederhana yang berhasil menyambungkan petani dan pasar secara langsung. Sedangkan untuk Prabowo, menurut dia, tidak bisa memberi contoh. Artinya tidak pernah punya data dan tidak pernah memahami hal ini. “Jadi buat saya, milenial, sudah jelas,” kata Dimitri. Meskipun demikian dirinya mengaku dari hasil debat capres 2019 putaran kedua ini juga masih meninggalkan kebimbangan untuk menentukan capresnya pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 17 April 2019, mengingat pada putaran pertama jawaban dan pernyataan kedua capres sangat “mengambang”. Dalam debat capres 2019 putaran kedua, Minggu (17/2/2019), Jokowi sempat menanyakan apa yang akan dilakukan untuk membantu mengembangkan “unicorn” di Indonesia. Dan Prabowo menjawab akan membenahi regulasi dan pajak agar tidak membebani perusahaan rintisan yang sedang berkembang ini. (*)
Tags :
Kategori :

Terkait