CALIFORNIA - Lengkap sudah pengalaman tim Honda DBL Indonesia All-Star 2018 dalam menimba ilmu dan pengalaman di Amerika Serikat. Advance training terakhir akhirnya mereka selesaikan Senin, 24 Februari waktu California. Mereka mendapatkan ilmu dan pengalaman tersebut dari Jordan Lawley, pelatih basket para pemain (dan legenda) NBA, di Asics Sports Performance Center, Irvin, California, AS. “Saya mau kalian mengapersiasi teman kalian. Apresiasi dan semangati setiap usaha yang mereka lakukan. Beri tepukan di kepala, punggung, atau pantat mereka. It’s okay. Apresiasi kamu akan membuat dia menjadi lebih baik,” ujar Jordan Lawley saat membuka latihan. Nah, di latihan ketiga tim Honda DBL Indonesia All-Star ini, materi yang disampaikan tetap berhubungan dengan fundamental basket. Namun, ada skenario yang sudah disusun oleh Jordan Lawley. Setiap pemain harus membayangkan bahwa mereka sedang berada di dalam sebuah pertandingan, dan tepat di depan lawan. Satu lawan satu. Hal ini sengaja dilakukan supaya pemain paham bahwa setiap gerakan yang mereka lakukan harus memiliki target. Entah itu sekadar membongkar pertahanan lawan, melakukan penetrasi, membuka ruang tembak, dan sebagainya. Dalam kesempatan tersebut, Jordan mengajarkan beberapa hal mendasar. Salah satunya adalah bagaimana melantun bola sambil menjaganya agar tidak direbut oleh musuh. Gerakan mendasar ini lantas dikembangkan lagi. Misalnya, dikombinasikan dengan gerakan pivot, crossover, behind the back, dan jab step. IGN Ngurah Teguh, pelatih tim putri Honda DBL Indonesia All-Star 2018 mengaku terkesan dengan materi yang dibawakan Jordan. Dia mendapatkan banyak pelajaran dan pengalaman berharga untuk diadaptasikan dalam karir kepelatihannya. “Materi dari dia ini bagus banget buat anak-anak. Anak-anak jadi tahu sebuah gerakan itu targetnya apa dan bisa digunakan saat kapan aja. Dan, model pelatihan kayak gini bisa saya terapkan juga, biar mereka bisa mencerna materinya lebih banyak dan lebih baik,” kata pelatih asal SMA Soverdi 1 Tuban itu. Latihan sore itu berlangsung singkat. Hanya dua jam. Meski demikian, latihan tetap berlangsung efektif. Sebab, NBA Skills Trainer itu kerap membuat tantangan seru yang berhubungan dengan teknik tertentu. Sehingga, para pemain All-Star dapat mencernanya lebih mudah. Sabrina Ayu Risanti Sandewang, pemain putri All-Star asal SMA Dian Harapan Makassar mengaku puas dengan latihan yang diberikan oleh Jordan Lawley tersebut. “Latihannya kelihatan simpel, tapi ternyata bikin capek. Untungnya seru banget. Latihan di sini yang jadi favoritku. Karena dari dua pelatihan sebelumnya kan kita memang terus di-drill dengan fundamental basket. Nah, yang di sini itu kayak melengkapi. Makanya materinya juga lebih variatif,” kata student-athlete yang akrab disapa Sabrina itu. Latihan ini memang melengkapi dua latihan sebelumnya yang sudah mereka lakukan selama di AS. Nah, oleh Jordan Lawley seluruh hasil latihan itu ’dijahit’ dan dikembangkan ke tingkat yang lebih aplikatif. Supaya tetap saling berhubungan. Pelatihan dari pelatih sekelas Jordan Lawley memang begitu spesial. Selain karena materinya yang memang bagus. Dia pun melatih tim para bintang itu dengan pesonanya: teriakan apresiatif, senyum charming, komunikasi yang simpel, dan tantangan seru. Tidak ada kesan menekan. Apalagi menyeramkan. “Begini, saya mempunyai kewajiban untuk membuat pemain yang saya latih paham dengan semua materi yang diberikan. Nah, cara terbaik agar mereka bisa paham adalah dengan membuat mereka merasa nyaman. Jadi, saya harus interaktif,” kata pelatih personal legenda NBA Steve Nash itu. (rls)
Pelatihan dari Jordan Lawley Jadi Penutup Agenda Honda DBL Indonesia All-Star di California
Rabu 27-02-2019,18:31 WIB
Editor : Husain Ali
Kategori :