Lawan Narkoba Lahir-Batin, BNN Jawa Barat Belum Punya Tempat Rehabilitasi

Kamis 28-02-2019,19:30 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

BANDUNG–Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil meminta peran semua elemen masyarakat. Terutama para ulama dan sekolah dalam gerakan pemberantasan narkoba. “Gerakan antinarkoba bukan hanya tugas Badan Narkotika Nasional (BNN) semata. Tapi, hal ini harus menjadi gerakan semua pihak yang mencintai bangsa ini dan masa depannya. Termasuk para ulama atau tokoh masyarakat dan unsur pendidikan,” kata Emil -sapaan akrab Ridwan Kamil- dalam sambutan pada peresmian gedung baru BNN Provinsi Jawa Barat di Jl H Hasan (Soekarno-Hatta), Kota Bandung, Selasa (26/2) lalu. Pihaknya percaya bahwa peran ulama menjadi sebuah cara di Republik Indonesia agar akhlak dan moral bangsa lebih baik. Begitu juga dengan lembaga pendidikan, khususnya sekolah. \"Kita gerakan para ulama. Kita gerakan pencegahan di pendidikan melalui pendidikan karakter dan juga kita siapkan instrumennya,\" lanjutnya. Menurut Emil, untuk merusak sebuah bangsa, cukup dengan merusak generasi mudanya. Karena, apabila generasi mudanya rusak, akan membuat bangsa tersebut terpuruk. \"Jadi, itulah kenapa penyakit masyarakat, musuh bersama yang bernama narkotika ini, harus kita lawan lahir batin,\" tuturnya. Sementara itu, di tempat yang sama, Kepala BNN RI, Komjen Pol Heru Winarko mengatakan, pihaknya akan memberantas narkoba di 15 lokasi di Jawa Barat. Lokasi-lokasi ini menjadi sarang peredaran narkoba, mulai dari pengguna hingga transaksi pengedar. “Ada 15-an lokasi terpapar narkoba di Jawa Barat. Sembilan ada di Depok, dan yang lainnya tersebar. Saya bicara dengan Pak Gubernur (Jabar) agar kampung-kampung (lokasi terpapar narkoba) ini bisa kita garap. Kita kembalikan kampung-kampung ini menjadi seperti kampung-kampung yang lain,” ujar Heru. Heru menambahkan bahwa di kampung-kampung ini akan dilakukan pemberdayaan ekonomi. Karena, sebagian besar para pengedar narkoba di kampung tersebut merupakan ibu rumah tangga. “Kampung-kampung ini, nanti kita garap karena banyak pengedarnya itu, ibu-ibu. Sekarang kita coba bagaimana mereka punya mata pencaharian. Pengedar narkoba ini kita ubah agar punya keterampilan. Nanti ada start-up atau kita pasarkan secara online hasil-hasil binaan dari BNN. Namanya stopnarkoba.com,” tambahnya. Pada kesempatan ini, Heru juga menyampaikan bahwa salah satu kendala dalam gerakan antinarkoba adalah tempat rehabilitasi. Hingga saat ini, kata Heru, Jawa Barat pun belum memiliki tempat rehabilitasi bagi para pengguna narkoba. “Untuk tempat rehab, terus terang saja, di Jawa Barat ini tidak ada tempatnya. Masih di Lido, punya BNN. Maka, kita optimalkan bagaimana tempat rehab sosial, tempat rehab kesehatan, bisa kita optimalkan. Termasuk rumah sakit, puskesmas, harus bisa kita optimalkan,” ucapnya. Perlu diketahui, berdasarkan data BNN, angka prevalensi pengguna narkoba di Jawa Barat mencapai 1,7 persen. Artinya, ada sekitar 800-900 ribu pengguna. Sementara pengguna narkoba ada tiga jenis. Yaitu, pengguna coba pakai 57 persen, pengguna reaksional atau rutin 27 persen, dan pengguna pecandu 16 persen. (jun)

Tags :
Kategori :

Terkait