Chaerul Umam, Sulap Pipa Paralon Bekas Jadi Lampu Hias sampai Mancanegara

Selasa 19-03-2019,19:30 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

CIREBON-Chaerul Umam (30), guru honorer asal Desa Japura Kidul, Kecamatan Astanajapura berhasil menyulap limbah pipa paralon menjadi barang bernilai ekonomi tinggi, berbentuk lampu hias. Hebatnya, lampu hias itu, bukan hanya diminati masyarakat di Indonesia, namun sudah sampai ke mancanegara. Umam begitu dia akrab disapa mengaku, awalnya tidak menyangka jika pipa paralon bekas yang sejak dulu ia lihat banyak tergeletak di rumah, bakal menjadi media pendulang pundi-pundi rupiah. Bermodal pelatihan yang pernah ia ikuti saat masih SMA, akhirnya coba diimplementasikan saat melihat banyaknya pipa paralon, yang merupakan limbah dari pekerjaan orangtuanya yang berprofesi di proyek. “Saya awalnya lihat prihatin. Banyak pipa tapi tidak bisa dimanfaatkan. Paling-paling dijual ke pengepul barang bekas. Akhirnya setelah dilihat-lihat, kayaknya bagus kalau dibuat kerajinan. Saya terpikir buat hiasan lampu karena sewaktu SMA pernah ikut pelatihannya. Tapi beda bahan saat itu yang dipakai kertas, mirip lampion,” ujarnya, kemarin. Berawal dari keisengan tersebut, ia pun mulai membuat hiasan lampu dari pipa paralon bekas dengan modal seadanya. Untuk membuat motif, ia menggunakan mal atau design dari pola yang sudah dicetak di kertas lewat printer. “Awalnya pakai alat seadanya saja. Setelah jadi dan dipasang lampu, ternyata banyak yang suka. Dilihat ternyata bagus. Akhirnya dari situ baru berpikir untuk bikin banyak dan dijual,” imbuhnya. Umam pun mengaku belum lama menjalankan usahanya. Ia memulai pembuatan lampu hias tersebut sekitar akhir 2018 lalu. Dia yang awalnya mengerjakan sendiri, kini bisa merekrut karyawan dari kalangan keluarga dan tetangga sebanyak tujuh orang. Permintaan pun mulai banyak. Saat ini, paling tidak setiap minggunya bisa produksi sampai 20 hiasan lampu. Untuk hiasan lampu sendiri, Umam menawarkan empat kategori motif, yakni motif kaligrafi, ornamen, animasi dan logo klub sepakbola. \"Kadang dapat pesanan lambang instansi sekolah, organisasi, rumah produksi, dan sebagainya. Kita sesuaikan dengan selera pemesan,\" kata Umam saat ditemui di kediamannya di Dusun Cantilan, Desa Japura Kidul, Kecamatan Astana Japura. Umam yang sehari-hari bekerja sebagai tenaga honorer di SMP NU Lemahabang tersebut, memiliki cita-cita agar rumah produksi lampu hiasnya berkonsep ramah lingkungan dan pemberdayaan terhadap masyarakat sekitar. Selama ini, dia mengumpulkan dan membeli pipa bekas dari tetangga dan tukang rongsokan. \"Kadang kita beli Rp15 ribu per kilogram dari tetangga, ada juga yang ngasih cuma-cuma,\" jelasnya. Lampu hias produksinya itu sudah dikirim ke berbagai daerah. Seperti Jateng, Jatim, Kalimantan, Aceh dan lainnya. Bahkan, ada juga yang dikirim ke luar negeri. \"Alhamdulillah sudah dikirim ke luar daerah. Ke luar negeri pernah sekali yaitu ke India, lampu bermotif doraemon,\" bebernya. Umam menambahkan sistem pemasarannya, saat ini baru melalui instagram dan facebook yakni @damarkreasi. Umam mematok harga Rp100 ribu hingga Rp300 ribu untuk satu buah lampu hias. \"Harga disesuaikan dengan motif dan ukuran. Insyaallah murah, tapi kualitas tetap kita perhatikan,\" ungkapnya. (dri)

Tags :
Kategori :

Terkait