Kebangkitan Sepak Bola Jerman Dimulai BERLIN - Siapapun pemenang final Liga Champions di Stadion Wembley pada 25 Mei nanti, Bayern Munchen dan Borussia Dortmund memberi pesan: Bundesliga siap menjadi liga terbaik di Eropa, yang berarti juga di dunia. Sejarah mencatat, pertengahan 1990-an adalah masa keemasan sepak bola Jerman di Eropa. Pada 1997, Dortmund memenangi Liga Champions dan Schalke 04 menjuarai Piala UEFA (kini Europa League). Setahun sebelumnya (1996), Timnas Jerman di bawah asuhan Berti Vogts memenangi Euro di Inggris. Tapi, roda yang tadinya di atas berputar. Setahun setelah berjaya (1998), Dortmund dan Schalke gagal mempertahankan titel masing-masing di Eropa. Dortmund terhenti di semifinal Liga Champions, sedangkan Schalke terhenti di perempat final dari Inter Milan. Yang paling parah Timnas Jerman. Jangankan mempertahankan gelar di Euro 2000, Die Mannschaft -sebutan Timnas Jerman- sudah tersingkir di fase grup. Sebagai juru kunci pula. Penyebab utama hasil jeblok itu tak lepas karena pelatih Erich Ribbeck masih mengandalkan mayoritas skuad di Euro 1996. Nama-nama seperti kapten tim Oliver Bierhoff (32 tahun), Thomas Hassler dan Ulf Kristen (34 tahun), bahkan Lothar Mattheus (39 tahun) jelas-jelas telah melewati peak mereka. Sedangkan generasi muda hanya diwakili dua nama, Michael Ballack (23 tahun) dan Sebastian Diesler (20 tahun). Belum lagi keputusan Ribbeck yang memanggil Paulo Rink, striker naturalisasi Brasil, sehingga memicu pro kontra. Itu berbeda dengan perlakukan Vogts kepada Sean Dundee, striker naturalisasi asal Afrika Selatan, yang tak pernah mendapat kesempatan memperkuat Die Mannschaft. Federasi Sepak Bola Jerman (DFB) pun tak tinggal diam menyikapi kemerosotan prestasi. Dari hasil evaluasi DFB, minimnya regenerasi adalah pemicu utamanya. Itu juga mengacu statistik yang menyebutkan bahwa pada akhir 2000-an, separo pemain Bundesliga adalah legiun asing. Franz Beckenbauer, legenda Jerman yang kala itu masih menjabat wakil presiden DFB, bersama perwakilan klub seperti Manajer Umum Bayer Leverkusen Reiner Calmund tergerak membangkitkan proses pembinaan di Jerman. Walhasil, 121 national talent center (semacam sekolah sepak bola) dibangun di seluruh kota di Jerman untuk menjaring dan memoles pemain berbakat usia 10 sampai 17 tahun. DFB juga mengharuskan 36 klub profesional di Jerman (Bundesliga dan Bundesliga 2) memiliki akademi. Hasilnya baru bisa dirasakan beberapa tahun kemudian. Dengan mengandalkan pemain akademi yang sudah tertempa di Bundesliga, Timnas Jerman mulai memetik hasilnya. Yakni, selalu menembus semifinal dalam dua edisi terakhir Piala Dunia (2006 dan 2010) maupun dua edisi terakhir Euro (2008 dan 2012). Sukses Bayern dan Dortmund menembus final Liga Champions musim ini seakan mempertegas era kebangkitan sepak bola Jerman. \"Bayern dan Dortmund kini menjadi ujung tombak dalam kebangkitan persepakbolaan di Jerman. Sekarang, semua orang kembali memperhatikan liga kami lagi,\" kata Presiden DFB Wolfgang Niersbach seperti dilansir di situs resmi organisasi. Der trainer Timnas Jerman Joachim Loew juga tersenyum melihat sepak terjang Bayern dan Dortmund di Eropa musim ini. Loew merasa pekerjaannya membuat tim yang kompetitif di Piala Dunia 2014 terbantu karena setidaknya ada 12 nama penggawa reguler Die Mannschaft yang bernaung di kedua klub raksasa itu. Belum lagi dua penggawa Real Madrid, Mesut Oezil dan Sami Khedira, yang sudah digaransi berangkat ke Brasil tahun depan. \"Sangat impresif bagaimana Bayern dan Dortmund kini mengandalkan para pemain akademi mereka dalam meraih kesuksesan. Saya memberikan apresiasi kepada kedua pelatih, Juergen Klopp (Dortmund) dan Jupp Heynckes (Bayern),\" kata Loew di situs resmi FIFA akhir bulan lalu. Christian Seifert, CEO dari DFL selaku penyelenggara Bundesliga, memiliki ekspektasi lebih. Seifert meyakini Bundesliga bisa menjadi liga terbaik di Eropa, tidak lama lagi. \"Kami telah memenuhi semua syaratnya. Liga yang komersial, banyak penonton baik di stadion maupun di layar televisi, dan mampu berprestasi,\" ujarnya. (dns)
BUKAN KARENA KEBETULAN
Selasa 07-05-2013,08:01 WIB
Editor : Dedi Darmawan
Kategori :