CIREBON-Pertumbuhan bisnis logistik di tanah air, dapat mengacu pada perdagangan dalam jaringan atau e-commerce di Indonesia, yang nilai transaksinya akan mencapai sebesar 130 miliar USD. Jika 13 persen dari total tersebut dipergunakan untuk belanja kebutuhan pengiriman ekspres, pos dan logistik, maka market size industri ini sebesar 16,9 miliar USD atau sekitar Rp219,7 triliun. Menurut riset yang dilakukan iDEA dan Taylor Nelson Sofres, nilai perdagangan dalam jaringan tahun 2017 sebesar 130 miliar USD tersebut meningkat 5,7 kali lipat dari perdagangan tahun 2016 sebesar 22,6 miliar USD. ”Sektor logistik dan distribusi ini akan terus berkembang selama orang masih berkonsumsi. Terlebih, semakin banyak ekonomi tumbuh, maka permintaan ke sektor jasa ini juga akan semakin besar,” tutur Presiden Direktur JNE Express Mohamad Feriadi, kemarin. Saat ini saja, lanjutnya, nilai pasar industri logistik di tanah air mencapai Rp2.100 triliun. Sedangkan pertumbuhannya tahun ini mencapai 14,7 persen. “Potensi terus tumbuhnya sangat besar. Karena saat ini juga, berkembang sektor e-commerce atau ekonomi digital,” paparnya. Berkembangnya e-commerce ini, turut meningkatkan potensi tumbuhnya industri logistik di Indonesia. Berdasar data dari Katadata.com pada Februari 2018, penjualan e-Commerce (perdagangan elektronik) ritel di Indonesia bakal tumbuh 133,5 persen menjadi US$ 16,5 miliar atau sekitar Rp219 triliun pada 2022 dari posisi 2017. Pertumbuhan ini ditopang oleh pesatnya kemajuan teknologi yang memberikan kemudahaan berbelanja bagi konsumen. ”Jumlah paket yang beredar di tahun 2017 ada sekitar 800 juta paket. Sebagian besar saat ini saya yakini berhubungan dengan e-commerce,” imbuhnya. (swn)
Bisnis E-Commerce yang Lagi Menggurita, Sektor Logistik dan Distribusi Tumbuh makin Pesat
Jumat 24-05-2019,23:00 WIB
Editor : Leni Indarti Hasyim
Kategori :