Kolam Oksidasi Kesenden Tidak Terawat, Belum Layak Mengolah Limbah, Dipakai Anak-anak Berenang

Sabtu 15-06-2019,04:00 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

CIREBON–Kolam oksidasi yang merupakan fasilitas pengolahan limbah cair, rupanya belum layak pakai. Di tengah minimnya pemeliharaan, fasilitas tersebut malah dimanfaatkan anak-anak untuk berenang. Direktur Utama (Dirut) Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Tirta Giri Nata Kota Cirebon Sofyan Satari menyebutkan, ada beragam faktor yang menyebabkan kolam okisdasi belum layak digunakan untuk pembuangan limbah sedot wc. Salah satunya, adanya perubahan kondisi disekitar kolam oksidasi itu. Sekarang daerah sekitarnya sudah berubah fungsi menjadi pemukiman penduduk, baik yang di Ade Irma maupun di Kesenden. “Ada perubahan fungsi lain. Kolam itu sekarang menjadi objek wisata yang ramai dikunjungi masyarakat,” kata Opang –sapaan akrabnya- kepada Radar Cirebon. Dari sisi ekonomi juga ada kesenjangan, yaitu biaya revitalisasi kolam akibat endapan, lebih tinggi dari pendapatan retribusi pembuangan limbah tinja. Artinya pemkot akan mengeluarkan biaya lebih besar untuk normalisasi kolam oksidasi. Opang juga menjelaskan, sistem IPLT yang ada belum lengkap, kecuali sistem perpipaannya. Sehingga kecepatan pengendapan buangan tinja swasta akan mengganggu. \"Disarankan kepada masyarakat perkotaan atau yang dilalui jaringan air limbah yang ada, agar dapat menjadi pelanggan pembuangan air limbah,\" tukasnya. Dari pantauan Radar Cirebon,  di Kolam Oksidasi Kesenden, sedikitnya ada tiga kolam besar yang berisi air, tapi belum bisa dipastikan apakah itu air limbah atau air tampungan hujan saja. Warna air keruh kehijauan dengan sekeliling kolam tumbuh rumput liar yang cukup rapat dan tinggi. Tidak ada aktivitas apapun yang menandakan adanya pengelola dari Stasiun Pengolahan Air Limbah Kesenden ini. Ada bangunan kosong seperti kantor pengatur pintu air, tapi kondisinya tidak terawat. Demikian pula dengan pintu air, secara kasat mata sepertinya tidak bisa digunakan. Malah kolam itu menjadi tempat bermain dan berenang sejumlah anak-anak. Di kolam lainnya banyak pemancing yang mencoba peruntungannya untuk mendapatkan ikan. Dan ada juga beberapa warga yang sengaja datang untuk sekedar jalan-jalan. \"Sudah lama kolam kondisinya seperti ini. Tidak ada petugasnya. Kalau tidak salah bulan lalu ada yang kesini, seperti orang balaikota satu rombongan. Hanya mencatat dan berkeliling lalu pergi lagi,\" ucap Amad (50), warga setempat. Lebih memprihatinkan lagi, kondisi Kolam Oksidasi Rinjani. Dua kolam disana dipenuhi tumbuhan eceng gondok, kolam sampai tidak terlihat airnya. Lebih pantas disebut rawa tidak terurus dari pada sebuah instalasi pembuangan limbah. Juga tidak ada aktivitas dari petugas pengolahan limbah yang terlihat. Tapi ada sejumlah orang yang tengah membersihkan kolam dengan membuang eceng gondok. Suwardi (40) mengaku dirinya dan enam orang temannya disuruh bekerja oleh orang yang mengaku dari Perumda Air Minum. \"Kami dapat pekerjaan borongan untuk satu kolam yang besar ini saja. Kami dibayar Rp9 juta sampai kolam ini bersih. Kalau kolam kecil yang satunya sudah dibersihkan, tapi eceng gondok tumbuh lagi. Jadi ya kondisinya ruwet lagi,\" ujarnya, sambil membersihkan diri di bangunan stasiun pengendali. Dari pengamatan, kolam Rinjani ada air mengalir dari saluran. Ini menandakan adanya limbah cair yang mengalir ke kolam, namun debitnya tidak banyak. Bisa jadi air limbah itu berasal dari saluran limbah warga yang bermuara ke kolam oksidasi. (gus)

Tags :
Kategori :

Terkait