Bandara Husein Bandung Hanya Akan Layani Penerbangan Jarak Dekat

Sabtu 22-06-2019,14:30 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

BANDUNG–Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat, Heri Antasari meluruskan informasi yang beredar terkait tertundanya pengalihan penerbangan sejumlah maskapai dari Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati pada akhir pekan lalu. “Itu bukan pembatalan. Yang Pak Menteri canangkan adalah batas akhir toleransi kesiapan. Saya memahaminya demikian,” katanya saat menjadi narasumber dalam acara Jabar Punya Informasi (Japri) ke-29 di Parkir Timur Gedung Sate Bandung, kemarin (21/6). Menurutnya, penataan slot penerbangan dari Bandara Internasional Husein Sastranegara Bandung ke BIJB Kertajati Majalengka sampai sekarang masih berlaku. Namun, pada saat itu perlu ada kesiapan di lapangan, seperti maskapai, pengelola bandara, pemilik bandara dan aksesabilitas transportasi. “Sebenarnya semua sudah siap. Hanya penerbangannya saja. Karena maskapai ini pihak yang memiliki pesawat dan rute, pengajuan perpindahan rute itu diajukan sebagai inisiasi dari maskapai. Sementara, persiapan maskapai itu kan beda-beda,” tuturnya. Kemudian, sesuai dengan kewenangannya, Dinas Perhubungan Jawa Barat sudah dua kali mengumpulkan para pengusaha moda, guna membantu dan terlibat dalam penataan ini. “Kita gugah juga bahwa jangan dulu cari untung karena kita tengah berupaya agar Kertajati hidup. Akhirnya sepakat ada diskon dan Damri kerja sama dengan BIJB akhirnya gratis,” ucapnya. Pengalihan penerbangan ini diakuinya banyak mengundang pertanyaan. Karena sebagian masyarakat menganggap Bandara Husein Sastranegara masih layak. Heri menjelaskan banyak faktor yang membuat pemerintah mengeluarkan kebijakan tersebut. Pertama, kehadiran BIJB merupakan keinginan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat mempunyai bandara sendiri, sehingga manfaatnya pun dapat dirasakan oleh masyarakat Jawa Barat. “Maka, pemprov Jabar menginisiasi pembangunan BIJB. Karena Jawa Barat ingin maju, dengan BIJB pintu gerbang Jawa Barat dengan dunia luar terbuka lebar,” jelasnya. Apabila tetap menggunakan Bandara Husein Sastranegara, kapasitas dan fasilitasnya tidak bisa ditambah. “Mau nambah runway saja, itu harus mapas (membelah, red) gunung. Bicara lahan ada tidak, terus ketika keluar bandara jalannya kecil. Jadi banyak faktor,” imbuhnya. Dengan adanya penataan, Bandara Husein Sastranegara akan tetap berfungsi. Berdasarkan hasil diskusi dengan Kementerian Perhubungan, slot-slot penerbangan yang pindah ke Kertajati bisa dialihken kepada slot penerbangan jarak dekat atau dalam pulau Jawa, seperti ke Semarang, Cirebon, Jakarta dan kota lainnya. “Pesawat dengan propeller (baling-baling) bisa melayani penerbangan jarak dekat,” pungkasnya. (jun)

Tags :
Kategori :

Terkait