Warga Tolak TPS Pindah ke Bima Madya, Dikhawatirkan Ganggu Aktivitas Masyarakat Juga Latihan Atlet

Sabtu 22-06-2019,15:00 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

CIREBON-Rencana relokasi tempat pembuangan sampah (TPS) Bima terus mendapatkan penolakan. Apalagi, area yang dipakai adalah Stadion Bima Madya. Kawasan olahraga yang masih dimanfaatkan masyarakat juga para atlet. Syahrul (17), siswa SMAN 6 Cirebon yang tengah berlatih Paskibra berharap rencana pemindahan TPS tidak direalisasikan. Kawasan Stadion Bima Madya relatif masih nyaman untuk digunakan. Termasuk untuk latihan paskibra. “Ini mau latihan untuk demo paskibra untuk siswa baru. Tempatnya masih mendukung, jadi kalau (TPS) bisa jangan di sini,” ujarnya. Melihat bangunan TPS di area Stadion Bima Madya, Syahrul cuma bisa heran. Mengingat, sarana olahraga semestinya memiliki udara yang segar. Meski TPS tersebut belum digunakan, tetapi dari segi estetik juga menurutnya menjadi kurang menarik. Ia pun tak bisa membayangkan bagaimana nantinya bila TPS sudah beroperasi, sementara area itu menjadi pusat kegiatan masyarakat untuk berolahraga. “Habis berolahraga pengennya dapat udara segar. Tapi kalau ada TPS, jadi agak mengganggu. Dan dilihatnya juga kurang bagus,” lanjutnya. Hal serupa juga dikatakan warga lainnya, Amal (18). Menurutnya, alangkah lebih baik kalau penempatan TPS tidak berada di dalam area olahraga. Karena hal itu akan membuat masyarakat meninggalkan Stadion Bima Madya. “Orang ke sini kan karena di Bima udah ramai, udah penuh. Jadi di sini bisa olahraga lebih tenang. Kalau ada TPS, ya mungkin pada kabur,” tuturnya. Masyarakat pun heran dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) yang memilik relokasi TPS di Stadion Bima Madya. Ditengarai, penempatannya tidak melalui uji publik juga sosialisasi yang memadai kepada masyarakat. Juga tidak memerhatikan Stadion Bima Madya yang menjadi alternatif lokasi olahraga. Tempat Penampungan Sampah (TPS) yang ada di Kota Cirebon, sebagian berada di wilayah perbatasan dengan Kabupaten Cirebon. Untuk itu pengelolaannya melalui kerjasama dengan kedua pemda tersebut. Namun menurut Walikota Cirebon, Drs H Nashrudin Azis SH, masa perjanjian kerjasama itu sudah habis. Dan pihaknya belum memutuskan apakah kerjasama akan diperpanjang atau tidak. Pasalnya masih memerlukan kajian menyeluruh, fungsi TPS itu, apakah masih akan dipertahankan atau akan dihapuskan. \"Kita masih perlu kajian. Termasuk TPS mobile, apa bisa menggantikan TPS di perbatasan,” kata Azis. Sedikitnya ada enam TPS yang posisinya ada diperbatasan. Kerjasama dengan Pemkab Cirebon juga sudah habis waktunya. Pihaknya juga akan membahas isi perjanjiannya bagaimana, itu masih dalam tahap kajian tim di pemkot dan belum diputuskan. Azis enggan terburu-buru mengambil keputusan, selain terlebih dahulu meminta DLH untuk menilai apakah masih efektif keberadaan TPS tersebut. Juga perlu dikoordinasikan dengan kabupaten terkait penanganan ke depannya. “Saya sudah ketemu Pak Imron (Plt Bupati Cirebon). Sudah bahas masalah ini, tapi baru di permukaan. Detilnya mungkin nanti,” katanya. Azis berharap ada solusi terbaik mengenai persoalan ini, dan solusi yang diambil ada yang terbaik untuk Kota dan Kabupaten Cirebon seperti persoalan perbatasan yang sudah tuntas. Sementara itu, Kepala DLH Kota Cirebon Drs H Abdullah Syukur MSi mengaku, beberapa hari yang lalu pihaknya melakukan rapat dengan pihak- pihak terkait untuk menentukan rumusan permasalahan ini. Namun Syukur juga menegaskan belum ada keputusan dalam permasalahan ini. \"Belum, kemarin hanya mencari rumusan dan solusi. Belum ada kesepakatan, kita masih kaji terus,\" kata Syukur. (gus)

Tags :
Kategori :

Terkait