Terlapor Balik Lapor Polisi, Juga Ngaku Sebagai Kuncen Plangon

Rabu 26-06-2019,11:30 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

CIREBON–Insiden keributan yang terjadi di lokasi wisata ziarah Plangon, Kelurahan Babakan, Kecematan Sumber berbuntut panjang. Setelah Hasanudin yang melapor ke Polres Cirebon atas kasus penganiayaan, Zesta Yanderaz Syagystar juga melakukan hal yang sama. Zesta melaporkan Hasanudin dengan pasal penganiayaan terhadap ibunya. Kepada Radar Cirebon, Zesta Yanderaz Syagystar membeberkan dirinya juga mempunyai Surat Keputusan atau Surat Tugas (SK) asli dari Keraton Kanoman. Dia mengaku, pada tanggal 5 Juni 2019 mendapatkan tugas dari Keraton Kanoman untuk kembali menjalankan tugas mengelola tiket masuk di Situs Plangon. Pasalnya, sudah banyak aduan dari warga yang merasa dirugikan habitat kera-kera di Plangon yang akhir-akhir ini semakin liar masuk ke kebun warga, karena kekurangan makanan. “Kera-kera bisa menghabiskan 3 kuintal boled (ubi) dalam satu minggu. Jadi harus dikasih makan. Akhirnya tiket Plangon kembali diberlakukan. Tujuannya agar Plangon kembali terpelihara dan bisa membeli makanan untuk kera-kera penghuninya,” akunya. Namun, saat sedang menjalankan tugas dari Keraton Kanoman, tiba-tiba datang Hasanudin, yang kemudian membuat kerusuhan di area  depan Plangon. Kursi dan meja diacak-acak lalu tim pengelola tiket Plangon semuanya disuruh bubar tanpa alasan yang jelas. “Padahal dia juga pernah beberapa kali menjual tiket palsu Situs Plangon. Tapi, dia bertindak membuat kerusuhan dan menganiaya ibu saya dengan cara mendorongnya sampai jatuh dan kepalanya ke kursi. Spontan dia saya kasih pelajaran. Sebab oknum itu terus nyerang ibu saya. Jadi saya sebagai anak spontan membela ibu. Sebab saya tidak terima ibu saya dianiaya,” tuturnya. Menurut Zesta, Hasanudin dianggap sudah tidak beradab. Ibunya yang berusia 63 tahun dan sudah sakit-sakitaan telah diperlakukan seperti itu. Beruntung, dirinya ada di lokasi sehingga cepat menolong. “Sekarang  Ibu saya trauma karena kejadian ini baru dialaminya. Dia merasa dianiaya. Dia mengeluh sakit. Efeknya panjang sering diam dan ketakutan,” beber Zesta. Seperti diberitakan Radar Cirebon sebelumnya, Hasanudin (45), kuncen di obyek wisata ziarah Pelangon menjalani pemeriksaan polisi. Dia diperiksa lantaran menjadi korban penganiayaan yang dilakukan oleh pria berinisial ZYS (36), warga warga Kelurahan Babakan, Kecamatan Sumber. Terungkap, perselisiahan mereka ini didasari karena karcis kunjungan di obyek wisata Plangon. Kejadiannya pada Rabu (5/6) sekitar pukul 12.10 WIB di depan gapura Plangon, kelurahan Babakan, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon. Semula obyek wisata yang harusnya gratis tanpa tiket itu, malah dipunguti biaya dengan menjual karcis oleh perempuan berinisial S alias Ice yang merupakan ibu tersangka. Melihat adanya oknum yang memunguti uang kepada pengunjung dan membagikan karcis, Hasanudin selaku kuncen berusaha menegurnya. “Sudah menjadi kesepakatan bersama, kalau Plangon ini adalah tempat ziarah dan tidak di punguti biaya saat pengunjung masuk. Jadi korban Pak Hasanudin menegurnya,”  beber salah satu saksi Iryanto (54). Korban Hasanudin yang menegur Ice malah mendapat perlawanan.  Keduanya saling tarik baju hingga terjatuh. ZYS yang melihat itu, langsung langsung emosi lantaran menyangka korban menganiaya ibunya. Sehingga tanpa basa-basi lagi, dia langsung memukul wajah Hasanudin. “Saat ada yang jatuh, pelaku melihat dan disangka Hasanudin menyerang Ice, sehingga pelaku langsung memukul korban. Saya melihat itu, langsung saya melerai. Kalau tidak dipisah, korban bisa babak belur di pukul habis oleh pelaku. Akibat dari kejadian itu, korban mengalami luka di bagian pelipis kiri benjol dan berdarah,” ujar Iryanto. (cep)

Tags :
Kategori :

Terkait