Majalengka Diguncang Gempang 2,6 SR, BPBD Belum Temukan Kerusakan

Kamis 27-06-2019,03:03 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

MAJALENGKA – Sebagian masyarakat kabupaten Majalengka tidak mengetahui jika Selasa (25/6) malam, Kota Angin diguncang gempa bumi teknonik. Gempa bumi terjadi pada pukul 00:56:16 WIB. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Majalengka, Agus Permana menyatakan, pascagempa yang terjadi, pihaknya langsung turun ke lapangan guna mengecek dampaknya. Pasalnya pusat gempa bumi sendiri berada di Desa Ciborelang, Kecamatan Palasah. “Berdasarkan hasil pengecekan di lapangan khususnya di titik pusat gempa bumi serta daerah sekitarnya, tidak ada dampak kerusakan dan lainnya. Akan tetapi kami terus lakukan pemantauan dan update terus. Apakah ada kerusakan atau tidak,” kata Agus, Selasa (25/6). Sementara itu, salah seorang warga desa Cisambeng, Kecamatan Palasah, Herik Diana menuturkan dirinya bersama keluarga tidak merasakan adanya getaran hingga guncangan gempa bumi. Hingga pagi hari pun kondisi masyarakat maupun situasi di wilayahnya kondusif. “Saya tidur pagi karena kebetulan sejak malam ngariung (ngumpul) bersama keluarga dan masyarakat. Kami tidak merasakan getaran apalagi guncangan adanya gempa. Saya kaget kalau titik koordinatnya di desa kami,” tuturnya. Terpisah, Petugas forecaster Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kelas III Jatiwangi, Ahmad Faa Izyn menjelaskan, berdasarkan anasilis menunjukkan bahwa gempa bumi berkekuatan 2.6 SR dengan pusat gempa bumi terletak pada koordinat 6.71 LS- 108.29 BT, tepatnya berada di darat pada jarak 17 kilometer Timur Laut Majalengka dengan kedalaman 56 Kilometer. Ditinjau dari lokasi epicenter dan kedalaman hiposenternya tampak bahwa yang terjadi merupakan gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal di wilayah tersebut. “Dampak gempa bumi dan berdasarkan laporan dari masyarakat, gempa bumi ini dirasakan di wilayah kabupaten Cirebon dengan skala intensitas II-III Modified Mercally Intensity (MMI). Namun hingga saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan sebagai dampak gempa bumi tersebut,” jelasnya. Pihaknya mengaku terus melakukan monitoring hingga pukul 02:10 dini hari. Hasilnya, belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock). Masyarakat diimbau agar tetap tenang dan terus mengikuti informasi dari BMKG. Ahmad menambahkan, peristiwa gempabumi yang terjadi di Ciayumajakuning merupakan kali kedua sejak empat tahun lalu tepatnya di Agustus 2015 lalu. Bahkan gempabumi 2015 lalu berkekuatan cukup besar atau 3,3 SR dan terasa hingga wilayah Cirebon, Indramayu Majalengka dan Kuningan. Sebelumnya pusat gempa itu notabene dirasakan di wilayah Majalengka. Intensitas skalanya hanya berada 2 sampai 3 skala Modified Mercally Intensity (MMI). “Bila sewaktu-waktu terjadi gempa yang intensitasnya sangat kuat, masyarakat harus segera keluar dari rumah atau gedung. Segera mencari tempat yang terbuka, jauh dari bangunan maupun tebing yang dikhawatirkan runtuh atau longsor,” pungkasnya. (ono)

Tags :
Kategori :

Terkait