500 Ha Tanaman Padi Terancam Gagal Panen, Gapoktan Surati PSDA Minta Tata Gilir Air Diprioritaskan

Kamis 27-06-2019,11:30 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

 CIREBON- Masa semai padi di Desa Jagapura Kulon, Kecamatan Gegesik, sudah berlangsung satu bulan. Namun hingga kini, air masih sulit didapatkan. Akibatnya, 500 hektar lahan pertanian terancam gagal panen jika tidak kunjung mendapat pasokan air. Mengantisipasi hal tersebut, Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Citra Mandiri Desa Jagapura Kulon, menyurati Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pelayanan Sumber Daya Air (PSDA) setempat. Mereka meminta agar UPTD Kumpul Kwista Gegesik mengutamakan tata gilir air di wilayah yang memang dalam keadaan darurat seperti Jagapura Kulon. “Kami mohon kepada kepala UPTD PSDA agar mengutamakan dan mengedepankan tata gilir air yang memang dalam keadaan darurat. Jagapura Kulon ini luas lahan pertaniannya mencapai 500 hektar. Kalau dalam waktu satu minggu tetap tidak ada pasokan air, kami para petani terancam gagal panen,” ujar Ketua Gapoktan Kecamatan Gegesik, H Uug Kujaeni SS, kemarin (26/6). Terpisah, Plt Bupati Cirebon Drs H Imron Rosyadi saat ditanya mengenai solusi kekeringan di Desa Jagapura, ia tidak menjawab secara pasti. Plt Bupati yang juga menjabat ketua HKTI Kabupaten Cirebon itu beralasan, Cirebon tidak mempunyai sumber air sendiri dan masih mengandalkan dari Waduk Jati Gede dan Kabupaten Kuningan. “Karena memang kita tidak mempunyai sumber air sendiri. Kalau solusinya ada di Cirebon, gampang. Kalau airnya ada di Cirebon, gampang. Ini airnya tidak ada di Cirebon. Jatigede adanya. Sedangkan Jati Gede sendiri yang ditangani bukan Cirebon saja, ada Indramayu dan Majalengka,” katanya. MINTA SUBSIDI PEMERINTAH Masih menurut Ketua Gapoktan Kecamatan Gegesik yang juga aktif sebagai pengurus HKTI Kabupaten Cirebon, Uug Kejaeni. Dia menyebut, kekeringan termasuk dalam kategori bencana alam. Untuk itu, Uug mengharapkan bantuan dari pemerintah untuk menganggarkan dana guna meringankan beban petani di Desa Jagapura Wetan. Seperti untuk menambah biaya sewa atau jasa pompa air yang besarannya telah disepakati bersama. “Kalau ada bantuan dari pemerintah sebesar Rp600.000 itu sangat mambantu. Oleh karenanya, jika memang kekeringan termasuk kategori bencana alam, bantuan itu sangat diharapkan untuk menambah biaya jasa sewa mesin pompa air yang besarannya Rp1,2 juta per satu musim dan telah kita sepakati bersama itu,” ungkapnya. Uug pun berterima kasih kepada pengusaha jasa sewa yang telah mau bekerja sama dengan para petani guna mengaliri air dari sungai pembuang Kumpul Kwista ke irigasi sekunder menuju lahan pertanian para petani. (ade)

Tags :
Kategori :

Terkait