Iklim Investasi Alami Peningkatan

Sabtu 06-07-2019,15:00 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

CIREBON-Iklim investasi tahun 2019 di Kabupaten Cirebon mengalami peningkatan. Kehadiran investor memberi dampak positif bagi masyarakat dan pembangunan lainnya. Masuknya investor pun muncul lantaran potensi di Kabupaten Cirebon sangat besar. Sekretaris Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Cirebon, Dede Sudiono MSi mengatakan, Kabupaten Cirebon memang banyak dilirik para investor. Apalagi, lokasinya dekat dengan Bandara Kertajati di Majalengka. \"Aksesnya dekat. Wilayah Kabupaten Cirebon sudah terbentuk. Terlebih, Cirebon telah diproyeksikan Pemprov Jabar sebagai Metropolitan Cirebon Raya setelah Bodabek (Bogor, Depok, dan Bekasi), dan Bandung Raya,\" ujar Dede usai menghadiri rapat evaluasi APBD 2019 semester pertama bersama komisi II DPRD Kabupaten Cirebon, Jumat (5/7). Dia mengaku mendapat masukan sebelum investor masuk di Kabupaten Cirebon salah satunya, investor agar berinvestasi untuk yang padat karya, bukan padat modal. Masukan itu sudah dilakukan. Alhamdulillah, sudah banyak yang padat karya, pabrik sepatu di timur itu salah satu contohnya. \"Insya Allah ke depan walaupun UMK kita di atas Majalengka. Itukan salah satu daya tarik. Kita ada daya tarik lainnya yaitu Trans Jawa,” tambahnya. Dede mengungkapkan, hingga Juli 2019, realisasi investasi sudah 99,28 persen. Tapi, untuk penyerapan anggaran masih minim. Yakni persentasenya baru mencapai mencapai 39,62 persen. Alasannya, karena untuk kegiatan baru akan dimulai disemester kedua. \"Untuk kegiatan pelaksanaan baru bisa dilaksanakan di triwulan 3 dan 4 di semester ke 2,\" ucapnya. Menurutnya, itu bukan menjadi kendala. Mengingat hanya berhubungan dengan masalah waktunya saja. Adapun untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD) ditargetkan hingga akhir 2019, akan mencapai Rp5 miliar. Saat ini yang sudah tercapai 46,8 persen. “Hampir tercapai. Adanya BIJB ini menjadi daya tarik. Mudah-mudahan target bisa tercapai,” imbuhnya. Yang masih minim, dan menjadi catatan bersama komisi II, berkaitan dengan perizinan trayek kendaraan umum konvensional. Semua itu, bukan tanpa alasan, mengingat pengusaha angkot akan berfikir ulang ketika ingin mengajukan permohonan izin trayek. Karena tidak ada penumpangnya. “Saat ini masyarakat lebih condong menggunakan kendaraan roda dua ditambah banyak ojek online. Hanya persaingan saja akhirnya pada saat angkutan konvensional angkot ini kalah saing akhirnya,” tuturnya. Sementara itu, Anggota Komisi II DPRD Kabupaten Cirebon Diah Irwany Indriyati SAP mengharapkan setelah adanya zona industri di Kabupaten Cirebon, investor benar-benar memberikan efek positif untuk pengentasan kemiskinan di Kabupaten Cirebon. Jangan sampai, kehadiran investor tidak membantu daerah dalam menyelesaikan persoalan. “Kita memang menekankan pada dinas terkait untuk memberikan izin ke para investornya manakala membuka ekonomi padat karya. Jangan padat modal. Sebagai upaya keberpihakan dalam mengentaskan kemiskinan di kita,” singkatnya. (sam)  

Tags :
Kategori :

Terkait