Efek Kemarau, Harga Cabai Melonjak

Senin 22-07-2019,16:00 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

CIREBON- Harga cabai rawit hijau di tingkat petani naik drastis. Jika biasanya hanya di kisaran Rp15.000 sampai Rp20.000 perkilogram, kini bisa mencapai Rp40.000 sampai Rp50.000. Hal tersebut dipicu musim kemarau yang mengakibatkan petani kesulitan mendapatkan pasokan air untuk lahan pertanian. Sehingga para petani harus mengeluarkan biaya ekstra agar bisa mendapatkan air, salah satunya dengan pompanisasi. Seorang petani cabai rawait hijau, Misna saat ditemui Radar Cirebon di lahan pertaniannya di Blok Cantilan Desa Japura Kidul mengatakan, harga yang ada saat ini sangat menguntungkan petani. Karena harga hasil pertanian terutama cabai rawit hijau naik lebih dari 100 persen. “Memang siklus harganya naik kalau kemarau. Cabai rawit hijau lumayan tinggi, 40 ribu sampai 50 ribu. Tapi untung kita juga tidak besar, karena selama kemarau harus pompa air,” ujarnya, kemarin. Dijelaskannya, harga tersebut masih berada di tingkat petani. Jika sudah sampai pasar, maka harga akan naik lagi dan bisa di angka Rp60.000 sampai Rp75.000 perkilogram. Terlebih, barang hasil pertanian dari petani tidak langsung dijual ke pasar. Melainkan harus melalui tangan-tangan pengepul sebelum akhirnya dikirim ke pasar. “Ini saja tidak langsung ke pasar. Dibawa pengepul ke Brebes. Saya tidak tahu apakah nanti ini buat dijual di Cirebon atau di Brebes. Yang jelas, harga dari petani dan harga di pasar bisa sangat berbeda. Jelas jauh lebih mahal di pasar,” imbuhnya. Menurut Misna, jumlah sumur pantek yang terbatas dan debit air yang tidak bisa dipompa secara maksimal, membuat para petani tidak bisa berbuat banyak. Ketimbang menghadapi potensi kerugian karena kekurangan air parah, Misna memutuskan untuk tidak menanam cabai sementara waktu. Karena khawatir gagal panen dan merugi. “Kalau harapan petani, pemerintah bisa membuat bendungan karet di Sungai Bankaderes. Biar airnya bisa digunakan saat kemarau. Kalau sekarang tidak bisa. Airnya asin karena air laut masuk,” ungkapnya. Sementara itu, buruh tani pemetik cabai, Sulastri mengaku dibayar Rp40.000 untuk setengah hari memetik cabai. Naiknya harga cabai rawit hijau, tidak terlalu berpengaruh ke ongkos petik yang ternyata masih sama dengan tahun-tahun sebelumnya. “Kalau pemetik sih buruh tani. Upahnya ya segitu-gitunya. Harga cabai naik ya tidak ikut naik,” ungkapnya. (dri)  

Tags :
Kategori :

Terkait