Petani Garam Tolak Rencana Impor Garam

Selasa 23-07-2019,17:00 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

CIREBON - Petambak garam di Kabupaten Cirebon menolak mentah-mentah wacana permintaan impor garam yang kembali didengungkan sejumlah perwakilan pengusaha makanan dan minuman. Hal tersebut dikarenakan, produksi garam lokal yang ada saat ini tengah memasuki fase puncak. Dan garam yang ada belum terserap pasar dan menumpuk di lokasi penyimpanan darurat milik petambak. Jika dipaksakan untuk kembali melakukan impor garam, maka akan sangat besar dampak negatif yang bakal dirasakan petambak garam. Salah satu petambak garam yang ditemui Radar Cirebon, Rasdi mengatakan, harga garam saat ini di tingkat petambak sudah begitu rendahnya. Otomatis, jika impor masuk di tengah kondisi panen raya, maka akan sangat mengganggu harga. “Kalau dipaksa impor ya harganya makin anjlok. Sekarang saja belum impor harganya sudah sangat murah. Masih di angka Rp300 perkilogram. Garam-garam kita saja sulit untuk diserap, lalu kalau sudah ada impor, kita mau jual ke mana garam kita?” ujarnya. Sejak dulu menurut Rasdi, tidak ada yang bisa menjamin garam impor tersebut tidak bocor dan mengganggu pasar garam lokal. Garam-garam yang diimpor tersebut, kerap membanjiri pasar dan membuat garam lokal tidak laku. “Silakan cek sendiri. Banyak garam putih bersih yang beredar di pasar tradisional. Pasti bisa dibedakan mana yang garam lokal dan garam impor dari rasa dan warnanya. Lagian, itu di gudang sebelah masih satu gunungan besar belum habis garam impornya. Masa sudah mau datangin lagi?” imbuhnya. Sementara itu, petambak garam lainnya, Sarbi menyebut jika pemerintah harusnya bisa lebih mendesak pengusaha dan pihak swasta lainnya untuk bisa menyerap garam hasil petani lokal. Menurutnya, selama ini serapan yang ada tidak maksimal, sehingga petani belum bisa merasakan harga yang menguntungkan. “Kalau bisa perusahaan yang lokal dulu. Pastikan bahan baku yang mereka pasok dari garam lokal. Kalau perlu, petaninya dibuatkan sistem kerja sama. Jadi, industri atau swasta diberikan jalur atau akses khusus kepada petani atau kelompok untuk penjualan dan pembelian garam lokal. Dengan begitu kita bsia untung,” jelasnya. (dri)  

Tags :
Kategori :

Terkait