Calon Siswa Harus Cerdas Lihat Peluang sebelum Masuk Sekolah Kejuruan

Jumat 26-07-2019,14:00 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

CIREBON-Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tengah menjadi sorotan. Alih-alih menjawab tantangan terkait masalah ketenagakerjaan, lulusan SMK justru menjadi penyumbang pengangguran terbesar. Kepala SMK Bina Insan Mandiri Cirebon Suripto menyebut, sejatinya kalau memang SMK disalahkan dan menjadi kambing hitam atas masalah pengangguran, semua pihak perlu ikut bertanggung jawab. Di mana peningkatan kualitas pendidikan tidak hanya dibebankan kepada pihak sekolah. “Seharusnya kritik ini juga semestinya menyangkut stake holder lain. Misalnya perusahaan perusahaan yang harus menciptakan lapangan tenaga kerja. Termasuk juga bagaimana pemerintah menciptakan wirausaha yang banyak, sehingga tercipta lapangan kerja yang bisa menyerap para lulusan SMK,” kata Suripto, kepada Radar, Kamis (25/7). Selain itu, menurut pria yang juga merupakan Ketua Forum BKK Wilayah X Dinas Pendidikan Jawa Barat ini, pengetahuan masyarakat juga masih menjadi kendala. Meski secara umum jumlah peminat SMK sudah cukup tinggi. Sayangnya, sebaran pendaftar terpusat di beberapa jurusan yang dianggap masyarakat lebih menjanjikan peluang kerjanya. Akibatnya di jurusan tertentu terjadi over capacity. Kondisi ini, kadang tidak sebanding dengan kesempatan kerja yang tersedia di lapangan. Selama ini, kalau masuk ke SMK masyarakat masih hanya melihat jurusan Teknik Komputer Jaringan (TKJ) atau Teknik Kendaraan Ringan (TKR). Padahal untuk jurusan itu jumlah lulusanya sudah sangat banyak. Padahal ada jurusan lain yang potensia, misalnya desain grafis. Sejauh ini justru peminatnya sangat sedikit. Padahal dalam industri kreatif yang sekarang sedang digembar gemborkan, kemampuan ini sangat dibutuhkan. Dirinya berharap, ada edukasi sejak dini kepada para calon siswa yang akan masuk ke SMK. agar ada kesesuaikan antara keinginan calon siswa, dengan kesempatan kerja yang tersedia. Tetapi, apapun itu, kesuksesan SMK dalam mendidik siswa tidak hanya terpaku ketika lulusanya bekerja di bidang yang relevan dengan jurusan yang diambilnya di sekolah. Yang terpenting lulusan bisa mengambil peluang dan memanfaatkan kemampuanya. “Sebenarnya relevan tidak relevan itu diserahkan kepada masing masing anaknya. Tetapi kalau peluang kerjanya di situ ya mengapa tidak. Meskipun tidak match, tetapi bagi perusahaan itu yang terpenting adalah soft skill. Kejujuran, keuletan dan kinerjanya,” pungkasnya. (awr)

Tags :
Kategori :

Terkait