Gubernur Minta Pemda Karawang dan Bekasi Kalkulasi Kerugian Oil Spill

Kamis 08-08-2019,16:31 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

KARAWANG - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil didampingi Bupati Karawang, Cellica Nurachadiana meninjau lokasi terdampak tumpahan minyak (oil spill) Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) di Desa Cemarajaya, Kecamatan Cibuaya, Kabupaten Karawang, kemarin (7/8). Pada kesempatan ini, RK -- sapaan akrab Ridwan Kamil-- melakulan dialog dengan puluhan warga desa terdampak, khususnya para nelayan dan penambak ikan. Dalam dialog tersebut,  banyak warga yang mengeluhkan, selama insiden tumpahan minyak terjadi, mereka tidak bisa melaut meskipun Pertamina mempekerjakan mereka dalam upaya pembersihan minyak dengan upah sekira Rp100 ribu per hari. \"Dampaknya kami sebagai pengepul, kami tidak dapat penghasilan sama sekali. Karena tidak ada nelayan yang beraktifitas. Tapi Alhamdulillah, para nelayan termasuk saya, dipekerjakan oleh Pertamina untuk mengumpulkan minyak,\" kata Cakim, salah satu pengepul ikan yang terkena dampak. Menindaklanjuti keluhan tersebut, RK meminta Pemerintah Daerah (Pemda) yang warganya terdampak oil spill untuk segera menghitung kerugian. Dalam jangka waktu 10 sampai 14 hari, kerugian akan diberikan langsung kepada warga. \"Saya minta dan perintahkan Pemda Karawang dan Bekasi bentuk tim untuk mencatat ganti rugi serta meneliti kerugiannya, harus se-objektif mungkin. Dan masyarakat (terdampak) saya minta informasinya juga tidak dilebihkan dan tidak dikurang-kurangkan,\" ujarnya di hadapan warga. Selain itu, RK juga meminta komitmen kepada pihak Pertamina untuk menyelesaikan masalah ini hingga tuntas. \"Harus diapresiasi juga Pertamina setiap hari hadir untuk tanya jawab terhadap siapapun yang membutuhkan. Termasuk memperkerjakan masyarakat yang terdampak, sehingga tidak ada yang menganggur, karena dilibatkan dalam penyelamatan ini\" ungkapnya. Sementara itu, dibantu masyarakat, personel TNI dan Polri, serta Pertamina terus berupaya membersihkan tumpahan minyak yang masih ada. Kemudian, untuk menangani bocor pada sumur yang mengakibatkan oil spill tersebut, pihak Pertamina tengah berupaya menyumbat bagian bocornya dengan melibatkan ahli. \"Sekarang ini sedang ada pengeboran rescue, progresnya mencapai 30 persen. Dalam waktu 10 sampai 14 hari bisa selesai. Jadi, warga tidak perlu khawatir, Pertamina sudah meng-hire konsultan penanggulangan bencana perminyakan yang sudah berpengalaman dari Amerika Serikat,\" terang RK. Sementara itu, Bupati Karawang Cellica Nurachadiana meminta masyarakat agar tetap tenang dan menghargai berbagai upaya yang tengah dilakukan, baik oleh Pertamina maupun pemerintah. \"Seluruh mitigasi dan pencegahan telah dilakukan dengan baik oleh Pertamina dan Pemerintah Kabupaten Karawang. Jadi, kami ingin tetap tenang dan hargai proses pemulihan ini\" katanya. Sedangkan, pihak Pertamina yang diwakili Nanang Abdul Manap menuturkan, sejak 14 Juli 2019 lalu pihak Pertamina telah menetapkan kejadian oil spill Karawang sebagai situasi emergency. \"Kami sangat prihatin, kami sangat komitmen dan bertanggung jawab dengan kejadian ini,\" ucap Nanang. Meski begitu, kata Nanang, Pertamina akan tetap meneruskan rencana produksi minyak dan gas, khususnya untuk suplai ke Jawa Barat. Karena kebutuhan minyak dan gas untuk Jawa Barat masih defisit. \"Karena memang rencananya kami ini ingin menambah produksi, meningkatkan produksi minyak 3.000 barel per hari ditambah dengan gas 25 juta kaki kubik,\" ucapnya. \"Kita tahu Jawa Barat sangat membutuhkan gas karena industrinya sangat maju, sehingga setiap harinya kita ini sangat kekurangan 70 juta kaki kubik. Dengan menambah 25 juta kaki kubik kita akan mengurangi gape kebutuhan (gas) masyarakat Jawa Barat,\" pungkasnya. (jun)

Tags :
Kategori :

Terkait