Masih Alami Erupsi, PVMBG Pastikan Sumber Suara Gemuruh dari Gunung Tangkuban Parahu

Kamis 08-08-2019,18:38 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

BANDUNG- Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memastikan sumber suara gemuruh yang terdengar oleh warga di sekitar Gunung Tangkuban Parahu adalah dari Gunung tersebut. \"Suara gemuruh terdengar lemah, itu jika kita berada dekat kawah,\" kata Kepala Subbidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Barat, Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Nia Haerani, Kamis (8/8). Menurut Nia, erupsi ini bukan erupsi susulan, melainkan erupsi yang terus menerus dari erupsi pertama pada 26 Juli 2019. Berdasarkan laporan petugas di Pos PGA Gunung Tangkuban Parahu, Kamis siang pukul 12.00 WIB, bahwa masih terjadi erupsi berupa semburan abu dengan ketinggian 80 meter dari Kawah Ratu. Nia mengatakan, material semburan abu masih jatuh di dasar kawah. Namun demikian, Gunung Tangkuban Parahu masih belum stabil dan mengembuskan gas-gas yang dapat membahayakan kesehatan. PVMBG pun meminta masyarakat tidak beraktivitas dalam radius 1,5 kilometer dari kawah. Sebelumnya, PVMBG telah menetapkan gunung tersebut berstatus status level II atau Waspada sejak 2 Agustus 2019. Administratur Perhutani KPH Bandung Utara, Komarudin menyebutkan, pihaknya telah menyiagakan petugas baik dari polisi hutan (polisi hutan) maupun polisi teritorial (polter) untuk melaksanakan patroli. Dikatakannya, para personel polhut dan polter tersebut disiagakan di beberapa titik vital, seperti di beberapa tempat wisata yang berada di kaki Gunung Tangkuban Parahu serta di dalam kawasan hutan. \"Setiap hari, kami menyiagakan polhut dan polter serta petugas wisata dengan jumlah 30-50 orang. Ini dilakukan untuk memberikan rasa nyaman kepada para pengunjung,\" ujar Komarudin. Sejak erupsi pertama pada 26 Juli, kawasan wisata Gunung Tangkuban Parahu ditutup selama beberapa hari. Setelah adanya kenaikan status gunung, pihaknya masih berpegang teguh kepada rekomendasi PVMBG bahwa jarak aman berada di luar radius 1,5 kilometer dari Kawah Ratu. \"Karena wisata kita ini banyak yang dikerjasamakan dengan mitra dan masyarakat desa dan di situ para pegawai warung-warung melibatkan masyarakat desa tentunya mereka menggantungkan hidupnya dari mata pencaharian bidang wisata. Sehingga tetap kita buka,\" ujarnya. Meski tetap buka dengan mengikuti rekomendasi PVMBG, Komarudin mengaku pihaknya tetap memberikan edukasi kepada pengunjung terkait situasi Gunung Tangkuban Parahu. \"Jadi kita tidak memaksakan mereka harus masuk. Mereka diperbolehkan lanjut atau kembali lagi. Kemudian kita sampaikan juga terkait kesiapan dan kesiapsiagaan apabila terjadi kejadian yang tidak diinginkan, mereka sudah harus siap dievakuasi dan kita beritahukan jalur evakuasi,\" ucapnya. Sementara empat objek wisata yang berada di lahan Perhutani KPH Bandung Utara, seperti Orchid Forest, Wisata Hutan Pinus Pal 16, Terminal Wisata Grafika Cikole (TWGC), dan Cikole Jayagiri Resort, berjarak 4 kilometer dari Kawah Ratu, tetap beroperasi meskipun pengunjung tidak ramai seperti biasanya. \"Siaga polhut dan polter akan terus dilakukan sampai kondisi Gunung Tangkuban Parahu ini dinyatakan benar-benar aman,\" ujar Komarudin. (*)  

Tags :
Kategori :

Terkait