AKIBAT insiden tumpahnya minyak mentah di perairan Laut Jawa, membuat industri perikanan di wilayah Karawang, Jawa Barat, terkena dampaknya. Banyak tambak ikan dan garam milik warga setempat mati dan tidak bisa panen. Begitu juga nelayan yang tidak bisa melaut karena air laut tercemar. Sehingga, ikan dan ekosistem laut terkontaminasi. Hal ini membuat Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, meminta Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) di Karawang untuk bertanggung jawab. Mulai dari sektor bisnis hingga kerusakan lingkungan. \"Saya minta Pertamina bertanggung jawab penuh terhadap semua hal. Dari bisnisnya, ikan yang tidak bisa ditangkap, nelayan yang kehilangan mata pencaharian, kerusakan hutan bakau, dan lain-lain,\" kata RK, sapaan akrab Ridwan Kamil. Dia juga menyebut, sudah menjadi komitmen PHE ONWJ untuk menyelesaikan dampak dari tumpahnya minyak tersebut. \"Saya kira harus dikomitmenkan, diselesaikan secara 100 persen,\" katanya. Lebih lanjut RK menjelaskan bahwa peran Pemerintah Daerah Provinsi (Pemdaprov) Jabar soal insiden tersebut adalah melakukan koordinasi dengan berbagai pihak terkait, supaya kelangsungan hidup masyarakat yang terdampak tidak bermasalah. \"Salah satunya adalah kompensasi dari kehilangan mata pencaharian, juga harus diselesaikan oleh Pertamina,\" imbuhnya. RK dijadwalkan meninjau lokasi tumpahan minyak. Hal itu dilakukan untuk memastikan sejauh mana upaya penanggulangan yang dilakukan oleh Pertamina. \"Saya akan ke sana untuk memastikan arahan-arahan itu sudah dilaksanakan. Karena nanti, harus saya laporkan ke Pak Presiden. Mudah-mudahan prosesnya berlangsung seperti yang saya harapkan,\" pungkasnya. (jun)
Perairan Tercemar, RK Minta Pertamina Bertanggung Jawab
Jumat 09-08-2019,13:00 WIB
Editor : Leni Indarti Hasyim
Kategori :