Kekeringan di Argasunya Meluas

Rabu 14-08-2019,18:30 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

CIREBON-Setiap musim kemarau, warga Kampung Cadas Ngampar di RW 08 Kopi Luhur, Kelurahan Argasunya, Kota Cirebon, harus bekerja ekstra keras untuk mendapatkan air bersih. Sejak hujan tak lagi turun, air bersih susah didapatkan. Warga hanya mengandalkan bantuan kiriman air dari pemerintah maupun pihak pihak swasta. Salah satunya, Desi warga RT 05 RW 08 Kopi Luhur yang setiap hari harus menenteng ember dan jeriken ukuran 20 liter dari titik pengiriman air bersih. Aktivitas itu memang sudah biasa dilakukan saban hari. “Sudah biasa. Kalau musim kemarau ya begini. Kan yang punya sumur tidak banyak,” ujarnya. Rata-rata warga setempat memang tidak memiliki sumur pribadi. Untuk membuatnya, diperlukan biaya yang tidak sedikit. Besarnya biaya untuk membuat sumur karena sumber air cukup sulit diperoleh. Diperlukan kedalaman hingga 60 meter atau lebih, untuk mendapatkan air bersih. Wilayah RW 08 memang rawan terdampak bencana kekeringan. Terutama di wilayah RT 05 dan 06. Di daerah tersebut sebenarnya banyak warga yang memiliki sumur bor pribadi, tetapi rata rata kedalaman sumur warga hanya sekitar 30-40 meter saja. “Kalau sudah mulai musim kemarau, pasti sumur warga airnya semakin menyusut,” kata Suharja, Ketua RW 08 Kopi luhur. Tidaklah heran, di wilayah RW 08 Kopi Luhur banyak terpasang penampungan air. Mulai dari kapasitas 300 liter hingga 1.000 liter terpasang di depan rumah rumah warga. Saat ada pengiriman air, penampungan air itu diisi untuk kemudian diambil oleh warga. Terkadang distribusi air juga dilakukan secara langsung dengan mengisi ember dan jerigen yang dibawa oleh warga. Sementara itu, Kerusakan yang terjadi pada pompa sumur artesis, menyebabkan warga RW 03 Kedung Mendeng, Kelurahan Argasunya, juga kesulitan mendapatkan air bersih. Hal ini menyebabkan jumlah RW yang mengalami dampak kekeringan di Kelurahan Argasunya bertambah. Lurah Argasunya, Dudung Abdul Barry mengungkapkan, selain RW 08 Kopi Luhur dan RW 10 Kedung Mendeng yang menjadi langganan kekeringan, tahun ini RW 03 Kedung Mendeng juga ikut terdampak. “Tahun sekarang, RW 03 juga minta dropping air bersih. Sumur artesis yang mereka punya itu pompanya rusak. Jadi bak penampungan airnya tidak terisi. RW 06 Kedung Krisik Selatan juga menginformasikan kalau pompa sumur artesisnya rusak,” tuturnya. Dudung menyatakan, untuk mengatasi masalah ini, perlu adanya perbaikan pompa sumur artesis beserta jaringan pipa yang dibutuhkan untuk mengalirkan air ke rumah rumah warga. Selain itu, untuk di RW 05 Kedung Krisik Utara, dirinya juga mengungkapkan perlunya jalur perbaikan untuk distribusi pipa air dari sumur artesis menuju rumah rumah warga. “Itu yang akan kita usulkan. Adanya kerusakan, warga menjadi kesulitan mendapatkan air bersih. Kita juga mengusulkan untuk dibuatkan sumur artesis yang baru,” lanjutnya. Sementara itu, terkait kekeringan di RW 08 Kopi Luhur dan RW 10 Kedung Jumbleng, Dudung mengaku pihaknya terbantu dengan adanya bantuan dari berbagai pihak yang membantu pendistribusian air bersih. Setiap hari disebutnya hampir selalu ada kiriman air bersih di beberapa titik. “Alhamdulillah, dropping air bersih lancar. Hampir setiap hari ada bantuan. mulai dari ACT, BP4D, Asia Toserba, PMI dan dari PDAM. jadi warga untuk sementara waktu tertanggulangi kebutuhan air bersihnya,” pungkasnya. (awr)

Tags :
Kategori :

Terkait