CIREBON-Kasus terbakarnya mobil berjenis minibus produk China milik salah satu warga Kota Semarang bakal berlanjut.
Pemilik kendaraan dengan nomor polisi H 8541, Enggarwati Janurita menuntut perusahaan memberikan ganti rugi, karena armada yang baru beberapa bulan dibeli dari sebuah dealer di Semarang tersebut mengalami kebakaran di Jl Kesunean, Kota Cirebon.
Enggarwati Janurita sudah berusaha menempuh jalan musyawarah. Namun ia merasa dipermainkan pihak produsen yang tidak kooperatif setiap dikonfirmasi untuk menyelesaikan masalahnya.
Namun Dita dan Yuda menyarankan mobil diservis masuk ke bengkel showroom terdekat dengan membawa buku service. Kebetulan posisinya saat itu di Jakarta dan tidak membawa buku servis.
\"Jadinya selama di Jakarta kami pakai mobil dalam kondisi AC tidak berfungsi alias panas, sampai pulang ke Semarang baru bisa diservis pada tanggal 18 Oktober 2019 di bengkel resmi Wuling yang beralamat di Jalan Setiabudi nomor 281 dan diterima di bagian SA oleh petugas bengkel, Paryono,” ujarnya.
Enggarwati kemudian mendapat informasi dari pihak bengkel Wuling di Semarang kalau ada kerusakan yakni pada sensor AC mengalami masalah.
\"Setelah diperbaiki AC mobil bisa berfungsi kembali, lalu mobil dipakai operasional di wilayah Cirebon dengan menyertakan buku service ke dalam dashboard untuk berjaga-jaga jika problem yang sama kembali terulang. Pada 7 Desember 2019 mobil dibawa karyawan Enggar yakni, Luwi Martakus, untuk dilakukan perawatan berkala di bengkel resmi Wuling yang beralamat di Jalan Raya Plumbon Palimanan 9, Cirebon Jawa Barat. Namun pada akhir Desember 2019 mobil kembali mengalami gangguan AC. Karena sibuk dengan kegiatan usaha tutup tahun, Enggar tidak sempat membawa kendaraan ke bengkel,\" ujarnya.
Dijelaskannha, pada tanggal 8 Januari 2020 mobil dipakai oleh sopir Enggar bernama Handoko sekitar pukul 20.30 WIB. Mobil tersebut diambil dari rumah Luwi Martakus di Perum Taman Kalijaga Cirebon untuk menjemput Rachel, anak Handoko yang pulang kerja di PNM Lemah Wungkuk 2 Jalan Mayor Sastraatmaja RT 3 RW 5 Desa Kesepuhan, Kota Cirebon.
\"Cuaca pada waktu itu hujan dan jalanan sepi. Setelah Rachel masuk ke mobil dan kaca depan mengembun menghalangi pandangan, Handoko menyuruh Rachel menyeka kaca berkali-kali karena hujan cukup lebat.
Kaca pintu mobil ditutup rapat dan udara AC yang keluar terasa panas lalu Handoko menyuruh Rachel untuk membesarkan volume AC agar embun di kaca berkurang, tapi yang keluar angin dan bau aneh. Tak lama setelah menghirup bau tersebut Rachel mengeluh kepala pusing dan ngantuk lalu tak sadarkan diri. Setelah itu Handoko juga ikut tak sadarkan diri dan mobil melaju tanpa kendali sehingga terjadi kecelakaan keluar api lalu mobil terbakar habis,\" jelasnya. (rdh)