BANDUNG - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil melantik kepengurusan DPD Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) wilayah Jabar, masa bakti 2019-2024 di Aula Barat Gedung Sate Bandung, Selasa (18/2).
Kepada para pengurus Apdesi Jabar yang merupakan kepala desa dari 18 kabupaten, Gubernur berpesan agar selalu meningkatkan kompetensi, profesional dan melayani masyarakat. Terlebih kepala desa kini diberikan tanggung jawab untuk mengelola dana desa.
\"Jadi, banyak tanggung jawab seperti harus meng-update diri dari sisi integritas jangan sampai tergoda oleh hal yang kurang baik, harus profesional, paham bagaimana pemerintahan digital dikelola. Ketiga, mereka harus melayani dia kan dipilih rakyat. Desa juga sekarang kan punya sistem untuk mengatur anggaran dan sepertiga dari seluruh desa di Jabar sudah cashless,\" tuturnya.
Gubernur yang akrab disapa Kang Emil ini mengungkapkan, dirinya telah menugaskan kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMDes) Provinsi Jawa Barat untuk menghimpun aspirasi dari seluruh desa. Dikatakannya, ada sembilan program yang akan dijadikan anggaran terbaik di tahun 2021.
\"Tadi kan dengan anggaran kita dan komitmen dalam setahun saja status desa-desa melompat, kami ingin ngebut mudah-mudahan tahun ini melompat lagi. Tahun pertamakan pondasi, tahun kedua akselerasi, tahun ketiga prestasi,\" ungkapnya.
Diketahui, dalam kurun waktu 12 bulan, status desa sangat tertinggal di Jabar yang awalnya berjumlah 48 kini sudah nol. Kemudian, 929 desa tertinggal kini menyusut sepertiganya yaitu 326 desa. Sementara, desa berkembang yang awalnya berjumlah 3.600 desa saat ini meningkat menjadi 3.656 desa.
Untuk desa maju meningkat dua kali lipat dari 695 menjadi 1.232 desa. Kemudian desa mandiri dari 37 menjadi 98 desa.
Kang Emil menuturkan, lompatan-lompatan status desa tersebut tak lepas dari efektivitas sejumlah program dan inovasi Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat (Pemdaprov Jabar) yang berbasis perekonomian desa. Seperti program OVOC (One Village One Company), Desa Digital, OPOP (One Pesantren One Product), Sadesha (Satu Desa Satu Hafidz), Kredit Mesra, Mobil Maskara untuk desa mandiri, hingga Sapa Warga.
\"Kita punya program satu desa satu perusahaan, tidak boleh ada desa di Jabar yang tidak punya bisnis dan usaha. Dua, program desa digital, membangun pusat digital desa dimana balai desanya dilengkapi komputer dan internet untuk jualan online. Tiga, satu pesantren satu produk karena pesantren banyaknya di desa, kini 1.200 pesantren sudah kita modali dan sekarang sudah punya pabrik roti, sabun, online pertanian dan lainnya. Kemudian satu desa satu hafidz, kredit mesra, mobil maskara,\" terangnya.
Terkait program OVOC, Pemda Provinsi Jawa Barat pada tahun lalu sudah mengirimkan 110 anak muda lulusan terbaik perguruan tinggi ke desa-desa. Mereka harus memiliki empat nilai yaitu kompetensi, kejuangan, kerakyatan dan keikhlasan.
\"Tahun ini kita kirim lagi 300 orang patriot desa, yang akan tinggal di desa satu sampai dua tahun, kerjanya hanya satu membangun start up,\" ujar Kang Emil.
Atas terobosan dan inovasi dalam membangun desa, DPD Apdesi Jabar yang kini diketuai Dede Kusdinar merasa tidak salah tahun lalu menjuluki Kang Emil sebagai ‘Gubernur Desa’.
\"Tidak ada keraguan lagi untuk memberikan penghargaan kepada Bapak Ridwan Kamil sebagai Gubernur Desa\" ucap Dede. (jun)