Sensus Penduduk Online Ribet dan Bertele-tele

Senin 24-02-2020,08:48 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

CIREBON – 15 Februari hingga 31 Maret 2020 adalah waktu diberlakukannya sensus penduduk online (SPO). Namun belum semua masyarakat paham. Jangankan berpartisipasi mengisi. Banyak yang masih belum mengetahui informasi mengenai sistem pendataan ini.

Salah satu warga yang mengaku telah mencoba mengisi sensus, Gede Agung mengaku mengalami error berulang-ulang saat submit. Nggak tau kenapa ya. Apa karena servernya sibuk atau gimana,” kata Gede, kepada Radar Cirebon, Minggu (23/2).

Keluhan lain diungkapkan Abdul Karim juga mengeluhkan kendala loading yang terlalu lambat. Sensus penduduk online baginya bertele-tele. Mulai dari login, pengguna akan dihadapkan sejumlah pertanyaan yang wajib diisi.

Mulai dari alamat tempat tinggal, ketersediaan jamban, jenis lantai, hingga seputar masing-masing anggota keluarga dalam satu Kartu Keluarga (KK).

Karim yang telah berpartisipasi mengikuti langkah demi langkah sensus online mengatakan, ada beberapa kekurangan pada sistem SPO. Loading sistem pada isian kolom tertentu, terkadang membutuhkan waktu yang lama. Selain itu, terlalu banyak pertanyaan yang diajukan.

“Jadi bertele-tele, terlalu panjang. Di keterangan mengisi sekitar 5 menit selesai. Kenyataannya bisa sampai 15 menit baru beres (mengisi sensus, red). Loading-nya lama (lola),” tukasnya.

Sementara warga lainnya, Muslihin menyebut sensus online kurang sosialisasi. Sejauh ini, dia belum mengisi sensus. “Nggak kebayang seperti apa sensus yang dimaksud,” tukasnya.

2

JUJUR ISI SENSUS KEPENDUDUKAN

Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) sedang menggelar sensus penduduk tahun 2020. Berbeda dengan tahun-tahun lalu, BPS kali ini menggunakan metode kombinasi. Di mana metode ini menggunakan data dasar dari dukcapil, sehingga informasi-informasi itu satu data, satu pintu, dan satu identitas. Kemudian, data tersebut akan dilengkapi dengan sampel survei.

Kepala BPS Kota Cirebon, Joni Kasmuri mengatakan, pada sensus penduduk sebelumnya, BPS masih mengandalkan metode tradisional yakni kunjungan ke rumah penduduk atau full field enumeration. Sensus dengan metode itu telah dilakukan sejak Sabtu 15 Maret 2020 dan akan berlangsung hingga 31 Maret 2020. Masyarakat diminta mengakses laman sensus BPS dengan cara memasukkan nomor induk kependudukan dan nomor kartu keluarga.

“Sementara untuk di bulan Juli 2020, sensus penduduk dengan akan dilakukan dengan metode wawancara langsung dari rumah ke rumah,” ungkapnya.

Joni menyatakan, metode ini sangat aman. Masyarakat tidak perlu merasa khawatir terkait dengan keamanan datanya. Ia meyakinkan, dalam Sensus penduduk kali ini, pihaknya bekerja sama dengan Kementerian Dalam Negeri dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, demi menjamin keamanan kerahasiaan data sensus.

Di dalam pendataan tersebut, masyarakat akan diminta menjawab 21 pertanyaan data dasar, seperti nama, tempat dan tanggal lahir, agama, tempat tinggal sekarang, pendidikan terakhir hingga pekerjaan. (awr)

Tags :
Kategori :

Terkait