Masker Mulai Langka, Pemda Wilayah III Sudah Bentuk Crisis Center Virus Corona

Kamis 05-03-2020,15:45 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

CIREBON - Kasus 2 WNI terinfeksi corona membuat stok masker dan hand sanitizer di wilayah ini mulai langka. Meskipun masih tersedia di beberapa tempat penjualan, jumlahnya sangat terbatas.

Pantauan pada sejumlah apotek dan pusat perbelanjaan, seperti di Cirebon dan Kuningan, terjadi pembelian masker dan hand sanitizer dalam jumlah yang banyak. Terutama setelah pemerintah pusat mengumumkan 2 WNI positif virus corona.

Kapolresta Cirebon Kombes Pol Syahduddi SIK MSi saat hadir dalam pembentukan Crisis Center Penanganan Covid-19 di kantor Bupati Cirebon mengatakan pihaknya sudah melakukan monitoring ke sejumlah supermarket dan pasar tradisional di Kabupaten Cirebon untuk mengantisipasi panic buying yang dilakukan masyarakat ataupun pihak-pihak yang mencoba mencari keuntungan di tengah kondisi yang terjadi saat ini.

“Ada tiga hal yang kita monitoring. Pertama ketersedian masker, hand sanitizer, dan stok sembako. Beberapa laporan sudah masuk dari anggota yang bertugas di lapangan.  Saat ini memang muncul kelangkaan masker dan hand sanitizer. Kalaupun ada, jumlahnya sangat terbatas sekali. Sementara untuk sembako masih aman,” ujar Syahduddi, Rabu (4/3).

Selain melakukan monitoring terhadap ketersedian masker, hand sanitizer, dan sembako, pihaknya juga saat ini melakukan patroli cyber untuk mencegah penyebaran kabar bohong yang dikhawatirkan membuat situasi tidak kondusif dan mengundang kerawanan sosial.

“Kita tidak main-main. Pihak-pihak yang melakukan penimbunan akan kita proses hukum. Begitu juga untuk penyebar hoax. Dalam kondisi seperti ini semua pihak harus saling membantu dan menjaga untuk menciptakan rasa aman. Setiap informasi yang bertebaran di media sosial harus diteliti dan jangan sampai termakan hoax,” imbuh kapolres.

Ketersediaan masker dan hand sanitezer di pusat-pusat perbelanjaan di Kabupaten Cirebon belakangan ini mulai berkurang. Bahkan ada yang kosong. Seperti disampaikan oleh Supervisor Surya Sumber, Sunyoman Dwi Putreu. Ia menuturkan sudah hampir sebulan stok masker dan hand sanitezer kosong.

2

Setidaknya saat isu virus corona ada, kedua barang ini pun mendadak banyak diburu. Hingga kini meski sudah diupayakan pengadaan stok kembali, namun barang belum tersedia. “Belum bisa dipastikan kapan bisa tersedia lagi di sini (Surya Sumber, red),” tuturnya, kemarin.

Selain itu, ia juga mengungkapkan ketersediaan gula sejak dua bulan lebih jumlahnya berkurang. Beberapa brand ternama pun sulit untuk didapat. Akhirnya hingga kini hanya tersedia gula lokal dengan stok yang dibatasi per harinya.

Ia mengaku sejak dua bulan ketersediaan gula dari distributor memang sedang tak seperti biasanya. “Kami tak membatasi jumlah pembelian untuk para customer, tapi kami membatasi jumlah gula yang didisplay per harinya, karena kini stoknya terbatas. Untuk harganya sendiri masih dijual mulai Rp15 ribuan,” paparnya kepada Radar.

Sama halnya di Yogya Sumber, ketersediaan masker dan hand sanitezer kosong sejak Selasa (3/4). Supervisor Supermarket Yogya Sumber Ari Kurniawan mengatakan usai diumumkannya dua WNI terjangkit virus corona, pada malam hari pembelian masker dan hand sanitezer meningkat hingga stoknya kosong.

Namun, jauh sebelum itu, Yogya Group telah mendisplay barang-barang untuk melindungi customer dari kuman. Mulai dari masker, hand sanitezer, vitamin, dan lainnya dalam satu rak khusus di bagian kasir. “Ini kami lakukan agar customer lebih mudah menemukan, dan rata-rata mereka merasa terbantu,” ungkapnya.

Hingga saat ini stok masker dan hand sanitezer pun masih dalam proses restock yang belum bisa dipastikan kapan bisa tersedia kembali. Bukan hanya beberapa barang tersebut, namun saat ini untuk buah-buahan impor juga masih belum bisa dilakukan pengiriman, sehingga beberapa buah-buahan impor yang biasanya tersedia di Yogya Sumber, tak ada stoknya.

Beberapa buah-buahan yang kini kosong antara lain Kelengkeng Bangkok, Apel Washington, dan anggur merah (China). “Untuk buah-buahan impor rata-rata kosong. Sedangkan sayuran kami lebih banyak lokal,\" jelasnya.

Hingga kini, diungkapkan Ari, tidak terjadi panic buying yang dilakukan customer. Jumlah permintaan pun tidak ada peningkatan secara signifikan selain masker dan handsanitezer. “Semuanya masih berjalan normal,” tandasnya.

Tags :
Kategori :

Terkait