Masker Mulai Langka, Pemda Wilayah III Sudah Bentuk Crisis Center Virus Corona

Kamis 05-03-2020,15:45 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

Di samping itu, Kepala Pasar Sumber Didi Sunedi menuturkan terjadi lonjakan harga gula pasir di kisaran Rp1.000 hingga Rp2.000 per kilogram. Namun untuk stok komoditi gula dikatakannya masih memadai. “Sekarang dijual mulai harga Rp15ribu hingga Rp16ribu. Kalau normal biasanya hanya dibandrol dengan harga Rp13 ribu,” tuturnya.

Sementara untuk komoditi lainnya ia mengungkapkan hingga saat ini masih dijual dengan harga normal dengan stok yang memadai. Sementara di beberapa minimarket yang ada di Megu dan Weru, dalam pantauan Radar,stok gula sedang kosong.

Dari Kuningan, sejumlah apotek mulai kehabisan stok masker. Bahkan akibat kelangkaan masker ini, terjadi kenaikan harga yang cukup signifikan. Salah seorang apoteker dari Apotek K24 Rest Area Cirendang, Mega Triyani SFarm Apt mengatakan masker sekarang sudah mulai sulit didapatkan.

Sebab sejak dua pekan terakhir ini, supplier masker belum melakukan pengiriman barang dan berdampak terjadap kekosongan di apoteknya.

“Sekarang kosong, sudah nggak ada stok. Yang kain kosong dan yang disposable juga sudah dua minggu yang lalu kosong. Kemudian dari supplier juga susah. Sudah dua minggu ini mulai susah nyarinya. Kami hanya andalkan pasokan dari supplier. Kalau soal harga, memang mengalami kenaikan meski tidak terlalu besar,” katanya saat ditemui awak media, Rabu (4/3).

Ia mengaku, jika dua minggu ke belakang stok masker masih ada. Memang sejak ramai informasi virus corona, banyak warga membeli masker.

“Sejak informasi virus corona itu, terus banyak pembeli datang ke sini. Ada yang beli satuan, ada yang beli dua box, bahkan sampai lima box juga ada. Tapi itu pas awal-awal bulan lalu, nah pas makin ke sini makin susah mendapatkan stok masker,” bebernya.

Oleh sebab itu, pihaknya kini membatasi penjualan bagi setiap konsumen yang ingin membeli masker hanya diberi maksimal empat masker. Sebab pihak apotek dalam setiap order masker juga dibatasi.

2

“Kita sekarang untuk pembelian juga dibatasi, satu kali order hanya dua box. Jadi kita juga batasi bagi konsumen yang membeli masker maksimal hanya empat buah,” imbuhnya.

Hanya saja, lanjut dia, hingga saat ini belum ada pengiriman kembali masker dari supplier di Cirebon. Bahkan harga masker juga mengalami kenaikan hingga beberapa kali lipat.

“Kalau harga normal itu Rp40 ribu/box, sekarang naik tergantung merek. Ada yang Rp215 ribu per box, ada juga Rp195 ribu per box dan isinya sama 50 buah. Jika harga eceran saat normal satu bungkus isi lima buah itu hanya Rp4 ribu, paling mahal Rp6 ribu, sekarang kan satu bungkus isi dua masker itu Rp6.500,” jelas dia.

Kekosongan stok masker juga terjadi di Apotek K24 Jalaksana dan Apotek K24 Winduhaji. Termasuk ketersediaan hand sanitizer juga masih kosong.

“Iya sama di Apotek K24 Jalaksana dan Apotek K24 Winduhaji juga kosong. Kalau sanitizer juga kosong sudah lama, harga juga naik, bahkan setiap hari banyak yang menanyakan masker bisa sampai 100 orang,” tutupnya.

BENTUK CRISIS CENTER

Sementara Bupati Cirebon Drs H Imron MAg mengatakan pembentukan Crisis Center Penanganan Covid-19 sebagai tindak lanjut Status Siaga 1 yang diumumkan Gubernur Ridwan Kamil. Menurut Imron, tim crisis center tersebut nantinya bertugas melakukan upaya-upaya pencegahan dan edukasi ke masyarakat terkait penanganan dan cara menghadapi virus corona.

“Unsur di dalamnya ada Pemkab Cirebon, kepolisian, TNI, kejaksaan dan masyarakat Kabupaten Cirebon. Kita juga umumkan nomor-nomor darurat atau hotline yang bisa dihubungi masyarakat jika menemukan atau melapor

Tags :
Kategori :

Terkait