Drainase Jalan Cipto Kota Cirebon Perlu Ditata Ulang, Ada Andil Kesalahan Teknis

Jumat 06-03-2020,21:15 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

CIREBON – Kesalahan teknis pada pelebaran Jalan Cipto Mangunkusumo memberi andil terhadap genangan yang terjadi setiap kali turun hujan. Di samping itu, ada penumpukan sedimentasi dan sumbatan sampah.

Petugas drainase perkotaan dan UPTD Pengolahan Air Limbah Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) menemukan kesalahan teknis drainase. Kondisi ini terungkap dari pemeriksaan yang dilakukan, Kamis (5/3) dengan membongkar tutup inlet.

Baca juga:

Sistem Drainase Kota Cirebon Tak Sanggup Tampung Volume Maksimum

Anggaran Pemeliharaan Drainase Kota Cirebon Rp 150 Juta, Kebutuhan Rp 2 Miliar

Diduga, kesalahan teknis terjadi saat pembuatan saluran ketika Jl Cipto Mangunkusumo dilakukan pelebaran hingga ke dekat SMKN 2 Cirebon.

Seperti diketahui, beberapa tahun belakangan ruas sebelah barat jalan kawasan bisnis ini, kerap terendam genangan air yang cukup tinggi dan cukup lama. Ini terjadi sejak jalan protokol di Kota Cirebon tersebut mengalami pelebaran.

Sebelum terjadi pelebaran jalan, di sisi sebelah barat terdapat drainase yang mengalir dari arah Sunyaragi. Saluran ini memanjang sampai depan SMKN 2 dan terdapat percabangan. Ada yang ke Sungai Cimanggis (samping KCD Disdik Jabar), ada yang lurus terus sampai ke kawasan Gunungsari.

Sebenarnya, bila skema drainase ini befungsi air dari drainase dari SMKN 2 tersebut akan terus mengalir hingga kawasan Gunungsari dan berbelok ke Kali Bedeng.

Petugas UPTD Pengolahan Air Limbah yang membongkar penutup inlet menemukan drainase dari depan SMKN 2 Cirebon sampai Gunungsari (Hotel Citradream) tertutup betonisasi pelebaran Jl Cipto.

Sistem serapan air dari badan jalan seharusnya masuk ke dalam  bak kontrol di setiap jarak 10-20 meter. Bak kontrol tersebut, selain menampung serapan air dari permukaan jalan juga pembuangan dari gedung dan bangunan-bangunan di sepanjang ruas jalan tersebut.

Namun, ada beberapa titik bak kontrol justru dibeton permukaanya. Sehingga petugas harus membongkar betonan untuk bisa membersihkannya.

Dari bak kontrol, air dialirkan ke sungai yang tertutup beton jalan menggunakan dua buah pipa 2,5 inchi namun banyak yang tidak berfungsi dan diduga menjadi penyebab banjir di sepanjang permukaan jalan tersebut.

Kesalahan teknis ini terlihat saat dilakukan penyemprotan air ke pipa 2,5 inchi tersebut menggunakan air bertekanan 35 PSi. Namun di beberapa titik justru semburan air berbalik.

Tags :
Kategori :

Terkait