Informasi Simpang Siur Menimbulkan Kecemasan

Rabu 11-03-2020,15:30 WIB
Reporter : Agus Rahmat
Editor : Agus Rahmat

WARGA RW 10 Kampung Pesisir di Kelurahan Panjunan belum menerima informasi secara utuh perihal rencana penataan kawasan kumuh di wilayahnya. Informasi beredar dari mulut ke mulut, sehingga menimbulkan kecemasan akan terjadinya penggusuran secara mendadak.

Salah satu tokoh masyarakat, Sadikin mengaku sudah mendengar terkait rencana penataan RW 1 dan RW 10. Namun, informasi hanya beredar dari mulut ke mulut. Sehingga, hal itu membuat cemas. Bukan hanya ia, namun warga yang lain. Sampai kemarin, belum ada sosialisasi resmi terkait rencana tersebut.

“Hanya mendengar dari warga ke warga, dan dari staf-staf RW. Warga pada cemas, takut rumahnya di gusur. Pada datang dan menanyakan ke saya, mau bagaimana orang saya sendiri tidak tau pasti,” kata Sadikin, kepada Radar Cirebon, Selasa (10/3).

Sadikin menyesalkan langkah “diam-diam” yang dilakukan tersebut benar terealisasi. Seharusnya, lebih dahulu dilakukan sosialisasi dengan mengumpulkan warga. “Harusnya warga dikumpulkan, dan informasi disampaikan secara utuh melalui RW atau Lurah dalam suatu forum. Biar kami disini tidak panik dan berspekulasi,” tandas Sadikin yang juga merupakan Ketua Rukun Nelayan Pesisir.

Meski demikian, bila penataan benar terlaksana, Sadikin mengaku setuju. Ia sadar, bahwa selama ini menempati tanah milik pemerintah yang sebetulnya dilarang untuk mendirikan bangunan. Namun bila penertiban dilakukan, ia meminta kebijakan. Seperti kompensasi, atau rumah tinggal yang layak dihuni. “Ada yang bilang, dapat kompensasi Rp3-4 juta. Tapi itu hanya omongan dari mulut ke mulut, dan belum pasti kebenarannya. Kalau benar segitu, tidak ada keadilan,” ungkapnya.

Warga lain, Zainal Abidin, mengatakan hal serupa. Bahwa ia tidak pernah mengikuti atau menerima ajakan untuk sosialisasi resmi terkait program Kotaku. Namun, ia mengaku setuju terkait rencana penataan. “Kalau memang untuk menjadi lebih baik, setuju-setuju aja,” terang Zainal, warga RT 2, RW 10.

Warga lainnya, Nenti, juga belum mengetahui rencana pasti proyek Kementrian-PUPR tersebut. Namun, Nenti mendengar dari Ketua RW setempat. Nenti mengatakan, kabar bahwa wilayahnya akan dilakukan penggusuran, sudah beredar di telinga masyarakat sejak 1 bulan terakhir. “Kata RW, siap-siap aja mau di gusur, jangan kaget,” ujarnya, menyampaikan apa yang dikatakan RW kepadanya.

2

“Ada yang bilang bulan Maret, April, simpang siur informasinya. Soalnya belum ada sosialisasi, jadi masyarakat pikirannya ngga tenang. Kalau sudah pasti kan bisa mempersiapkan,” sesal Nenti, yang merupakan warga RT 8, RW 10. (ade)

Tags :
Kategori :

Terkait