MAJALENGKA- Hoax tentang corona virus tersebar di media sosial. Di Majalengka, netizen sempat geger karena ada kabar pasien Puskesmas Rajagaluh diduga terserang virus corona.
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Majalengka, H Almudin SSos MMKes menegaskan berita tentang pasien di Puskesmas Rajagaluh yang terserang corona adalah hoax. Dijelaskan, memang benar ada seorang warga di Kecamatan Rajagaluh baru saja pulang dari Jepang pada 22 Februari 2020. Pada 9 Maret, yang bersangkutan terserang flu dan berobat ke Klinik Bobos, Dukupuntang, Kabupaten Cirebon.
Kemudian yang bersangkutan pada 13 Maret berobat ke RSUD Majalengka dan kini kondisinya sudah sehat. Pasien itu, kata Ali bukanlah terjangkit virus corona.
Ali mengatakan, orang yang baru datang dari luar negeri, ditetapkan sebagai orang dalam pemantauan (ODP) baik mereka dalam kondisi sakit maupun sehat. Kemudian bila orang tersebut sakit, maka akan ditingkatkan statusnya sebagai Pasien Dalam Pengawasan (PDP).
“Karena warga Rajagaluh yang baru pulang dari Jepang itu dinyatakan sudah sehat maka berita yang beredar yang bersangkutan itu terpapar virus Corona tidak benar alias (hoax). ODP itu untuk jaga-jaga dan sebagai bentuk kewaspadaan terkait virus Corona,” bebernya.
Dijelaskan, ciri orang yang terserang virus corona adalah demam tinggi disertai batuk dan dada sesak. Tidak semua batuk pilek, kata dia, merupakan gejala virus corona. Ditambahkan dia, sesuai dengan imbauan Bupati Karna Sobahi, untuk menghindari virus corona, hindari kontak langsung dengan orang lain. Sehingga tidak perlu berjabat tangan terlebih dahulu. Ketika bertemu, cukup dengan menempatkan telapak tangan di dada sebagai penghormatan.
“Memang kebiasaan bersalaman ketika saling bertemu itu menjadi kebiasaan yang baik, tapi untuk menghindari penyebaran virus maka diimbau untuk tidak bersalaman dulu,” ujarnya.
Diingatkan Alimudin, masyarakat jangan panik dan takut berlebih virus Corona atau Covid-19. Ali menghimbau masyarakat memilih waspada dengan diikuti melakukan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Kadinkes Ali juga mengingatkan masyarakat untuk tidak mengabaikan dan terlena dengan ancaman penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang mengancam akhir-akhir ini.
“Ada 83 kasus DBD dan seorang warga Kecamatan Rajagaluh meninggal dunia akibat DBD,” tandasnya.
Menurutnya petugas Puskesmas merupakan garda terdepan untuk menangani virus corona ini. Sehingga tidak mungkin pegawai di lingkungan Dinas Kesehatan diliburkan. Bahkan, kata dia, pogram Puskesmas Nganjang Ka Imah akan lebih ditingkatkan. “Para petugas medis terus melakukan penyuluhan dan kampanye hidup bersih kepada masyarakat,” tandasnya. (ara)