Penundaan Olimpiade Jadi Berkah Indonesia

Kamis 02-04-2020,02:00 WIB
Reporter : Agus Rahmat
Editor : Agus Rahmat

JAKARTA - Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) bakal memanfaatkan penundaan Olimpiade 2020 Tokyo dengan dengan pemusatan latihan. Sebelumnya, pesta olahraga multievent paling bergengsi di dunia itu resmi ditunda hingga tahun 2021 akibat pandemi virus Corona.

Banyak dampak dari penundaan tersebut. Namun, PBSI menyikapinya dengan positif. Ya, induk cabang olahraga (cabor) bulu tangkis di Tanah Air tersebut memanfaatkan waktu satu tahun penundaan Olimpiade untuk lebih mematangkan persiapan atlet Merah Putih. Hal itu diungkapkan Sekretaris Jendral (Sekjen) PBSI, Achmad Budiharto. Menurutnya, dalam rentang waktu satu tahun tersebut, para pemain dapat memoles performa mereka dan mengevaluasi segala kekurangan.

\"Ini kan force majeure yang tidak bisa dihindari. Jadi, tidak ada untung dan rugi. Positifnya, kami bisa mempersiapkan diri lebih baik menuju Olimpiade tahun depan,” ujar Budiharto seperti dikutip dari situs resmi PBSI, Selasa (31/3).

Budiharto mencotohkan performa yang wajib ditingkatkan seperti sektor ganda putra dan tunggal putra. Di mana, kedua nomor yang diharapkan mampu gemilang di ajang All England Open 2020 beberapa waktu lalu, tak mampu memberikan prestasi yang diinginkan.

Pada ajang All England pertengahan Maret lalu, Indonesia hanya mampu meraih satu gelar. Itu pun didapat dari nomor ganda campuran, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti. Sedangkan, andalan ganda putra Indonesia, Kevin Sanjaya/Marcus Gideon hanya mampu manyabet gelar runner-up setelah kalah di partai final oleh ganda putra Jepang, Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe.

\"Misalnya kalau dilihat dari hasil terakhir di All England 2020, pemain andalan di ganda putra masih ada kesulitan, dan kami sebetulnya berharap banyak dari sektor tunggal putra, namun kedua sektor ini masih belum bisa memenuhi harapan,\" jelas Budiharto.

Meski demikian, Budiharto tak bisa memungkiri bahwa Olimpade yang digelar pada 23 Juli hingga 8 Agustus 2021, membuat PP PBSI memiliki banyak pekerjaan rumah (PR). Tidak hanya menyusun ulang program latihan dan persiapan atlet menuju Olimpiade. Yakni, bisa lebih banyak memikirkan rencana dan kuota pengiriman pemain ke turnamen, maupun penentuan jadwal turnamen internasional dan nasional.

2

Mundurnya sejumlah turnamen tak menutup kemungkinan bahwa jadwal pertandingan sangat padat setelah pertengahan tahun 2020. \"Pasti akan ada penyesuaian. Dengan situasi seperti ini, kami akan menentukan mana yang menjadi skala prioritas,\" tegas Budiharto.

Hingga saat ini, pihaknya masih menunggu pengumuman resmi dari BWF (Badminton World Federation) mengenai kepastian proses kualifikasi Olimpiade, sistem ranking Race to Tokyo, hingga pengaturan ulang jadwal turnamen yang ditunda. Termasuk turnamen-turnamen internasional yang akan diselenggarakan di Indonesia seperti Blibli Indonesia Open 2020 BWF World Tour Super 1000, Indonesia Masters 2020 BWF World Tour Super 100 dan sebagainya.

\"Semua tergantung dari masa darurat Covid-19, PP PBSI baru bisa memutuskan setelah kondisi darurat telah selesai,\" kata Budiharto.

\"Untuk menyusun jadwal turnamen baik yang internasional maupun nasional, kami harus menunggu konfirmasi jadwal turnamen internasional dari BWF. Karena jadwal turnamen nasional juga harus diatur dan disesuaikan dengan turnamen internasional yang diselenggarakan di Indonesia,\" tandasnya. (gie/fin/tgr)

Tags :
Kategori :

Terkait