Wabah Virus Corona Hantam Jasa Transportasi Umum, Sopir Dirumahkan

Jumat 03-04-2020,07:30 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

Wabah corona virus disease (Covid-19) atau virus corona memukul sejumlah sektor. Salah satunya usaha jasa transportasi umum. Sebagian besar angkutan umum (angkum) berhenti beroperasi karena menurunnya jumlah penumpang secara drastis.

LAPORAN: KOMARUDIN KURDI, Indramayu

SEMENJAK virus corona masuk dan mewabah di Indonesia, sebagian masyarakat tidak keluar rumah. Terlebih, adanya imbauan dari pemerintah yang meminta masyarakat untuk sementara waktu tinggal di rumah (stay at home).

Warga diminta melakukan social distancing, yakni menjauhkan diri dan membatasi aktivitas dengan orang lain, dan menghadiri pertemuan yang melibatkan orang banyak. Langkah dan upaya itu dilakukan untuk mencegah penyebaran virus corona.

Kebijakan itu berdampak kepada sejumlah sektor, termasuk usaha jasa angkutan umum. Salah seorang pengusaha travel dan angkutan umum, Tarlim (40) mengaku, merasakan pusing tujuh keliling karena armadanya berhenti beroperasi. Sementara, kebutuhan hidup keluarga maupun karyawannya harus dipenuhi. Ditambah biaya perawatan dan cicilan kredit kendaraan yang harus dikeluarkan dan dibayarkan.

“Kalaupun dipaksakan beroperasi, tetap tidak ketemu setoran. Terpaksa kendaraan kita kandangkan digarasi, dan otomatis karyawan atau sopir sayapun tidak bekerja dan sekarang istirahat di rumah. Musim virus corona ini, memang sangat dirasakan dampaknya,” kata warga Desa Sukahaji Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu itu kepada Radar Indramayu, Rabu (1/4).

Tiga unit mobil jenis minibus yang dimilikinya itu menarik penumpang untuk jurusan Indramayu-Jakarta. Namun, adanya bencana tersebut berimbas pada usahanya, sehingga berhenti beroperasi.

2

Selain travel, angkutan umum Elf Jurusan Patrol-Indramayu, dan Patrol-Pamanukan, serta angkot jurusan Patrol-Haurgeulis, banyak yang tidak beroperasi.

Kepala Sub Terminal Patrol, Mardianto mengatakan, wabah corona terasa dampaknya bagi moda transportasi jasa angkutan umum elf dan angkot. Selain penumpang yang jumlahnya menurun drastis, para pemilik usaha jasa angkutan umum mengkuti imbauan pemerintah.

“Dari 90 unit jumlah elf yang ada, yang beroperasi sekitar 30 persen. Sementara angkot dari jumlah 30 unit, hanya sekitar 5 atau 7 saja yang beroperasi. Karena jumlah penumpangnya menurun drastis,” ungkapnya. (*)

Tags :
Kategori :

Terkait