5 Ibu Hamil di Kuningan Terindikasi Covid-19

Selasa 07-04-2020,16:30 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

KUNINGAN - Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Kuningan yang juga Tim Crisis Center Penanggulangan Covid-19 dr H Asep Hermana SpB FINACs kembali memberikan data atau informasi penting terkait perkembangan Covid-19 di Kuningan. Ia menyebut ada 5 ibu hamil yang terindikasi memiliki gejala Covid-19.

Ia kembali menerima laporan terkait adanya seorang ibu hamil yang akan dilakukan operasi kandungan untuk melahirkan  dan ternyata dalam kondisi batuk, pilek, dan juga ada keluhan di dalam tenggorokan. Setelah dilakukan rontgen ternyata ada radang paru.

Nah, dari anastesi yang dilakukan setelah ditelusuri, ternyata ibu hamil ini baru kedatangan suaminya yang baru datang dari Jakarta,” kata dr Asep, kemarin.

Awalnya dr Asep menyebut terdapat 4 kasus ibu hamil yang dilakukan operasi caesar atas adanya indikasi yang mengarah kepada gejala Covid-19. Empat kasus tersebut semuanya terkontak dengan suaminya yang baru mudik. Ada yang berkisar tiga hari, 4 hari, dan juga ada yang seminggu.

Nah, pada hari ini (kemarin, red) ternyata ada satu lagi nih. Jadi, mungkin dengan hari ini (kemarin, red) jadi 5,” sebutnya.

Dengan munculnya kasus 5 ibu hamil tersebut, dr Asep kembali mengingatkan bahwa ancaman telah ada di depan mata, dan ini merupakan ancaman kedua. Karena kata dia, ancaman sebelumnya adalah dari penderita-penderita dari luar kota.

“Sekarang justru di dalam Kota Kuningan sendiri ini bisa menjadi ancaman. Ini mungkin harus kita evaluasi bersama, apakah tingkat kepatuhan untuk saudara-saudara kita pemudik untuk tidak keluar rumah dan menggunakan masker, juga untuk cuci tangan. Ini sudah dilakukan atau belum? Kalau melihat dari tanda-tandanya seperti ini, memang kepatuhannya itu boleh dibilang rendah. Oleh karena itu, bahaya semacam ini harus kita tumpas sebelum tanggal 14 April,” harap dr Asep.

2

Ia pun kembali mengingatkan agar para pemudik dapat berdisiplin menggunakan masker, kemudian juga selalu mencuci tangan, menjaga jarak aman antaranggota keluarga serumah, dan tidak keluar rumah selama 14 hari.

“Jangan sampai menjadi sumber penularan dari keluarga tercinta, bagi masyarakat, saudara-saudara sekampung. Jangan sampai menjadi pembawa malapetaka. Ini perlu disampaikan supaya menjadi kewaspadaan bersama. Harus lebih disiplin lagi, tidak keluar rumah, pakai masker, rajin cuci tangan, dan jaga jarak aman,” pesan dr Asep.

MAKIN KETAT

Sementara itu, hari kedua pemberlakuan karantina wilayah parasial (KWP) di Kabupaten Kuningan kemarin semakin diperketat. Aturan jam malam yang kini dimulai pukul 18.00 WIB akhirnya diberlakukan menyeluruh di titik-titik strategis yang sudah ditentukan.

Seperti terpantau di wilayah Utara Kuningan, jam malam ditandai dengan penutupan ruas Jl Raya Caracas, Kecamatan Cilimus, tepat pukul 18.00 WIB. Sekmat Cilimus Maryanto didampingi Kapolsek Cilimus AKP Setyo Aji memimpin langsung proses penutupan jalur utama Cirebon-Kuningan tersebut dengan memasang water barrier di dua ruas jalan.

Sejumlah petugas dari kepolisian, kecamatan hingga anggota linmas desa pun disiagakan di lokasi tersebut untuk mengarahkan setiap kendaraan tujuan Kuningan dialihkan melalui Jalan Baru Sampora-Garatengah. Kecuali untuk kendaraan besar seperti bus dan kontainer serta pengangkut bahan kebutuhan pokok masyarakat dan BBM diperbolehkan melintas.

“Sesuai instruksi Pak Bupati, kami mulai memberlakukan KWP di ruas jalan nasional pada hari Selasa mulai pukul 18.00 WIB hingga pukul 06.00 WIB. Di persimpangan Caracas ini kami menjaga kendaraan yang masuk dari arah Mandirancan menuju Kuningan supaya berbelok lewat jalan baru. Adapun kendaraan yang dari arah Cirebon sudah otomatis disortir oleh petugas jaga Pos Check Point Tugu Ikan Sampora sehingga yang masuk Caracas bisa langsung jalan,” ungkap Sekmat Cilimus Maryanto kepada Radar.

Selama masa karantina parsial tersebut, kata Maryanto, kendaraan baik roda dua maupun empat dilarang masuk jalan utama, melainkan harus melalui jalan alternatif Jalan Baru Sampora atau lewat Pakembangan-Linggarjati. Termasuk bagi masyarakat yang berada di sepanjang jalan tersebut, kata Maryanto, diminta untuk tidak keluar rumah, kecuali jika ada keperluan sangat penting dan mendesak.

Tags :
Kategori :

Terkait