2.000 TKI Asal Indramayu Diprediksi Pulang Kampung

Rabu 08-04-2020,16:01 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

INDRAMAYU dikenal sebagai daerah pengekspor TKI atau kini dikenal dengan sebutan PMI (pekerja migran Indonesia). Rata-rata ke Taiwan, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Hongkong, dan sejumlah negara lainnya.

Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Indramayu Sri Wulaningsih menyebutkan, rata-rata setiap bulan ada 800-1.000 PMI yang pulang ke kampung halaman. Khusus menjelang puasa dan lebaran, diprediksi 2.000 PMI akan pulang ke Indramayu. Dikatakan, dari jumlah tersebut paling banyak berasal dari wilayah Kecamatan Juntinyuat dan Sliyeg. .

Menjalang puasa dan lebaran, biasanya banyak yang pulang ke Indramayu. Terkait wabah pandemik Covid-19, Pemkab Indramayu pun akan melakukan langkah antisipasi.

Persyaratan PMI yang pulang sudah harus diperiksa di bandara dan disemprot disinfektan. “PMI yang pulang kebanyakan untuk menghindari problem Covid-19 di negara tempat kerja. Selain itu juga banyak yang sudah habis kontrak,” jelas Wulan.

Dia menembahkan, telah melakukan koordinasi dengan kecamatan dan desa. “Kami sudah koordinasi dengan pihak kecamatan dan desa untuk ikut melakukan pengawasan, agar PMI yang pulang dikarantina di rumah atau tidak boleh keluar dulu selama 14 hari lamanya,” tuturnya.

Sementara itu Jubir Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Indramayu Deden Boni Koswara mengatakan, berdasarkan data yang ada, PMI yang datang tercatat pulang dari Taiwan, Malaysia, Singapura, Brunei, dan Hongkong. Tidak ada pemeriksaan terhadap mereka di negara asal.

“Kami sudah sampaikan dalam rapat ke BNP2TKI agar kami bisa minta data PMI yang mau pulang, supaya kami persiapkan untuk skrining awal saat masuk Indramayu,” tegasnya.

2

Deden juga tak henti-hentinya memberikan imbauan kepada masyarakat terkait Covid-19. Menurutnya, selama ini imbauan untuk social distancing maupun physical distancing belum dilaksanakan dengan baik oleh masyarakat.

“Mereka menganggap biasa soal penyebaran Covid-19. Dibutuhkan pendekatan oleh seluruh elemen masyarakat, dari tokoh agama, tokoh masyarakat, relawan dan ormas, agar masyarakat sadar,” tandasnya.

Plt Bupati Indramayu Taufik Hidayat sudah melarang masyarakat Indramayu untuk mudik pada tahun ini, terkait risiko wabah Covid-19. “Barang siapa memaksa mudik maka akan langsung berstatus orang dalam pemantauan (ODP). Artinya, orang tersebut harus isolasi selama 14 hari,” tegas Taufik..

Dikatakan, memang banyak warga Indramayu yang berada di luar kota. Mereka ada yang bekerja, kuliah, dan lainnya.

Mereka memang tidak tahu membawa virus atau tidak. Mereka juga tidak tahu di perjalanan terpapar virus atau tidak.

“Kalau sayang keluarga, sayang orang tua dan saudara, sebaiknya jangan mudik di tengah pandemi Covid-19 ini,” ujarnya.

Bagaimana dengan mereka yang sudah terlanjut mudik di Indramayu? Taufik mengatakan, mereka harus langsung lapor ke pihak desa atau kecamatan dan puskesmas, untuk pemeriksaan. Setelah itu mereka harus melakukan isolasi mandiri di rumah selama 14 hari dan tidak boleh ke mana-mana. (oet)

Tags :
Kategori :

Terkait