Pengusaha Konveksi Banjir Pesanan Masker dan Baju Hazmat

Rabu 08-04-2020,22:30 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

Permintaan alat pelindung diri (APD) di tengah wabah virus corona yang tinggi menjadi berkah tersendiri bagi pengusaha konveksi. Saat ojeg online sepi orderan, para pengusaha konveksi justru banjir orderan.

M TAUFIK, Kuningan

Seperti dialami Didin Rosidin (49) warga Desa Bandorasa Wetan, Kecamatan Cilimus. Sejak sebulan terakhir ini, Didin kebanjiran orderan pembuatan masker hingga APD untuk tenaga medis yang dikenal dengan sebutan baju hazmat.

Bersama istrinya Suti, Didin memproduksi masker kain dan baju hazmat di rumahnya. Kini masker buatan Didin banyak dipasarkan di wilayah Kabupaten Kuningan, Cirebon hingga Tegal. Bahkan, meningkatnya permintaan masker dari berbagai daerah membuat Didin harus meminta bantuan sejumlah rekan sesama penjahit di Desa Bandorasa Wetan untuk memenuhi pesanan.

\"Saya dibantu empat penjahit di Desa Bandorasa Wetan, Cikaso dan Beber untuk memenuhi pesanan masker. Sedangkan di rumah, selain membuat masker saya tengah fokus membuat baju hazmat pesanan rumah sakit di Kabupaten Kuningan,\" ungkap Didin kepada Radar Kuningan, kemarin (7/4)

Didin yang sebelumnya menjalani usaha membuat bantal guling, sejak satu bulan terakhir ini memutuskan banting setir menjalani usaha membuat masker. Bermula dari adanya orderan salah satu pondok pesantren yang meminta dibuatkan masker kain sebanyak 800 lembar, menjadi batu loncatan untuk Didin akhirnya fokus menjalani usaha pembuatan APD tersebut.

\"Alhamdulillah setelah dapat orderan dari pondok pesantren tersebut, saya dapat pesanan dari berbagai instansi hingga perorangan untuk dijual lagi. Seiring semakin banyaknya orderan, membuat saya dan istri kewalahan sehingga saya harus meminta bantuan teman sesama penjahit di Desa Bandorasa wetan dan tetangga desa,\" ujar Didin.

2

Lebih lanjut Didin mengatakan, bahan yang digunakan untuk membuat masker ada dua jenis kain yaitu katun dan oxford. Soal harga, Didin mematok murah saja, yaitu 40.000 per lusin. Sedangkan untuk baju hazmat, Didin menggunakan bahan spunbond nowoven yang ringan sesuai standar kesehatan.

\"Ini sesuai permintaan rumah sakit, bahan baju hazmat adalah spunbond nowoven yang sangat ringan tapi aman untuk mencegah masuknya virus termasuk corona. Baju hazmat ini hanya sekali pakai,\" katanya.

Saat ini Didin tengah menggarap pesanan baju hazmat untuk salah satu rumah sakit di Kabupaten Kuningan sebanyak 200 unit. Didin mengaku, dalam sehari dia bisa menyelesaikan sedikitnya 30 baju hazmat sederhana namun aman untuk para tenaga medis menghadapi pasien corona.

\"Sebelumnya saya sudah diperlihatkan contoh baju hazmat standar medis, insya Allah dengan peralatan mesih jahit yang saya punya bisa membuatnya sesuai pesanan,\" ujarnya.

Untuk harga, Didin memasang harga untuk setiap satu unit baju hazmat hanya Rp55.000 saja. Didin pun mengaku siap memenuhi pesanan dalam jumlah besar dan memberikan harga khusus bagi pelanggan yang memesan banyak. \"Ada harga khusus bagi pemesan dalam jumlah besar. Silakan yang ingin order bisa menghubungi nomor telepon 089662067077,\" tutup Didin berpromosi. (*)

Tags :
Kategori :

Terkait