Jembatan Gantung 3 Miliar Ambruk

Sabtu 11-04-2020,19:00 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

KUNINGAN - Jembatan gantung Sungai Cibatu penghubung Desa Sukadana, Kecamatan Ciawigebang, dengan Desa Karangwuni, Kecamatan Sedong, Kabupaten Cirebon, ambruk Kamis sore (9/4). Jembatan kebanggaan warga dua desa yang belum sempat diresmikan tersebut ambruk akibat pondasi jembatan ambrol tergerus aliran Sungai Cibatu.

Jembatan gantung yang pembangunannya menghabiskan Rp3 miliar dari anggaran pemerintah pusat tersebut dinyatakan rampung pada Desember 2019 lalu. Warga pun menyambut antusias keberadaan jembatan sepanjang 120 meter tersebut dan kerap dijadikan spot selfie warga setempat saat pagi dan sore hari.

Sayangnya, belum sempat jembat tersebut diresmikan penggunaannya oleh pemerintah, ternyata takdir berkata lain. Arus Sungai Cibatu yang deras dan kerap berubah-ubah, ternyata semakin melebar mendekat bantalan jembatan dan menggerus lapisan tanah di bawahnya hingga akhirnya jembatan pun ambruk.

Kepala Desa Sukadana Uha Suhanan mengatakan, insiden jembatan ambruk tersebut terjadi pada Kamis sore (9/4) sekitar pukul 15.00 WIB. Hujan deras yang mengguyur wilayah Kuningan menyebabkan aliran Sungai Cibatu semakin deras dan mengikis bantaran sungai sebelah timur tempat tembok jembatan berdiri.

\"Beruntung saat kejadian tidak ada warga yang melintas, sehingga musibah jembatan ambruk ini tidak sampai menyebabkan korban jiwa. Karena memang sebelumnya kami sudah lakukan penutupan karena sudah ada tanda retak di beberapa bagian tembok jembatan,\" ujar Uha.

Kejadian jembatan ambruk tersebut langsung ditanggapi Kadis Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kabupaten Kuningan M Ridwan Setiawan dan juga pejabat dari Kementerian PUPR meninjau lokasi kejadian, kemarin (10/4). Ridwan mengungkapkan, jembatan yang awal pembangunannya dilaksanakan pada Agustus 2019 lalu tersebut merupakan proyek nasional yang menghabiskan anggaran sekitar Rp3 miliar.

\"Kabupaten Kuningan mendapat jatah enam pembangunan jembatan gantung dari pemerintah pusat, salah satunya di Dusun Patapan, Desa Sukadana, yang menghubungkan dengan Kabupaten Cirebon. Segala proses pembangunan jembatan ini dilakukan oleh pusat, termasuk penunjukan perusahaan yang mengerjakan pun dari pusat, sedangkan Kabupaten Kuningan hanya tinggal menerima saja,\" ujarnya.

2

Ridwan mengaku sedih dengan kejadian jembatan gantung tersebut ambruk sebelum sempat diresmikan oleh Presiden Jokowi. Padahal, kata Ridwan, jembatan tersebut menjadi kebanggaan warga Desa Sukadana dan keberadaannya sudah dirasakan manfaatnya oleh warga setempat. 

\"Pembangunan jembatan ini dinyatakan rampung sejak bulan Desember lalu dan masyarakat sudah banyak yang merasakan manfaatnya untuk berangkat kerja atau sekolah, menjual hasil tani sampai-sampai kerap dijadikan tempat selfie warga. Namun ternyata alam berkata lain, aliran Sungai Cibatu yang liar membuat jembatan ini ambruk seperti ini,\" ujar Ridwan diamini Sekdis PUTR Yudi Nugraha dan Kabid Bina Marga Teddy Sukmajaya.

Lebih lanjut Ridwan mengatakan, sebelum jembatan tersebut ambruk sebenarnya pihaknya sudah melakukan upaya antisipasi dengan mengirimkan satu alat berat melakukan pengerukan untuk normalisasi aliran sungai. Namun sayang, saat dalam perjalanan menuju lokasi ternyata kendaraan pengangkut alat berat tersebut terguling sehingga pekerjaan normalisasi aliran sungai tidak bisa dilakukan.

\"Sehari sebelumnya saya sudah meninjau kondisi jembatan dan melihat ada beberapa retakan, dan air benar sudah semakin dekat dinding jembatan. Oleh karena itu hari Kamis pagi satu unit alat berat langsung dikerahkan untuk melakukan normalisasi aliran sungai, namun sayang di perjalanan malah terguling dan jembatan keburu ambruk,\" ujar Ridwan.

Atas kejadian ini, Ridwan mengatakan, pihaknya telah melaporkan kepada Kementerian PUPR dan langsung ditanggapi dengan mengirimkan beberapa pejabatnya untuk melakukan investigasi. Ridwan pun berharap, secepatnya ada penanganan agar jembatan tersebut bisa kembali dibangun sehingga mobilisasi warga Desa Sukadana bisa kembali normal.

\"Kami sudah berkoordinasi dengan Polsek dan Koramil setempat untuk berjaga di lokasi mengamankan aset jembatan yang ambruk agar tidak diambil oleh orang yang tidak bertanggung jawab.  Kami sangat berharap pemerintah pusat segera menangani kejadian jembatan ambruk ini bisa kembali dibangun agar warga bisa kembali beraktivitas seperti kemarin-kemarin,\" ujar Ridwan.

Sementara itu, Kabid Preservasi dan Peralatan II Kementerian PUPR Apri Artoto mengatakan, pihaknya tengah melakukan investigasi terhadap penyebab ambruknya jembatan gantung tersebut. Namun demikian, pihaknya belum bisa memastikan apakah jembatan tersebut akan dibangun lagi atau dibatalkan.

\"Sebenarnya sejak awal pembangunan jembatan tersebut sudah diperhitungkan secara matang, menempatkan pondasi pilon jembatan sekitar 10 meter dari aliran sungai. Namun ternyata kondisi alam menyebabkan aliran sungai terus bergeser dan mendekati pondasi jembatan dan mengikis hingga akhirnya jembatan ambruk. Saat ini kami sedang melakukan investigasi dan hasilnya nanti kami laporkan ke pimpinan kami di Kementerian PUPR, apakah nanti hasilnya dibangun kembali atau bagaimana, tergantung kebijakan pusat,\" papar Apri. (fik)

Tags :
Kategori :

Terkait