KUNINGAN – Guru honorer dan guru mengaji juga terdampak selama wabah Covid-19. Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Kuningan selayaknya memperhatikan kesejahteraan mereka.
“Sudah banyak keluhan saya dengar dari guru honorer. Begitu juga guru ngaji. Kasihan mereka,” ungkap Generasi Muda Nahdlatul Ulama Kuningan, Alan Suwgiri, Senin (13/4).
Alan, yang juga Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan (STIKKu) dan pengurus Ansor ini, mendorong Pemkab Kuningan fokus memberikan kesejahteraan bagi semua elemen masyarakat terdampak virus corona, termasuk guru honorer dan guru ngaji. Sejauh ini, fokus bantuan dari pemerintah cenderung kepada kelompok masyarakat berpenghasilan harian, seperti pedagang keliling, ojek online maupun Usaha Kecil Menengah (UKM). Berikutnya, segmen disasar pemerintah adalah karyawan korban PHK atau dirumahkan.
“Saya kira pemkab memiliki kewajiban memberikan safety net, berupa kebutuhan pokok dan lainnya,” ujar pria berbadan subur ini
Ditegaskan, guru honorer dan guru ngaji juga terdampak Covid-19 karena aktivitas yang menghidupi keluarganya dihentikan. Meskipun beberapa kegiatan bisa dilakukan secara online. Itu pun tetap harus menggunakan kuota internet, yang tentu membutuhkan biaya. “Kita tahu, mereka mengandalkan pemasukan harian lewat les privat atau bimbel. Saya kira ini segmen yang juga harus diperhatikan,\" tegas Alan.
Selanjutnya guru ngaji di majelis taklim, baik di pelosok perkampungan atau di mana pun juga perlu diperhatikan. Mereka berjasa besar dalam mencerdaskan anak bangsa agar berakhlak baik, serta memompa rohani masyarakat.
Kendati begitu, langkah pemerintah semua tingkatan, diakui Alan perlu diapresiasi. Hanya saja Ia berpesan, agar tidak ada kelompok masyarakat terabaikan. \"Saya mengapresiasi skema safety net pemerintah pusat, provinsi dan daerah terhadap warga terdampak Corona dengan bantuan sembako dan lainnya. Namun begitu, kita berharap bantuan ini tepat sasaran dan data valid yang digunakan, betul-betul bagi warga yang terdampak,\" tandasnya.(tat)