Jokowi Ajak Masyarakat Gotong Royong Hadapi Corona

Minggu 19-04-2020,15:00 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

JAKARTA - Presiden Joko Widodo mengakui pemerintah tidak dapat bekerja sendirian menangani pandemik Covid-19 di Indonesia. Peran serta seluruh lapisan masyarakat sangat penting.

Hingga Sabtu (18/4), jumlah positif Covid-19 di Indonesia mencapai 6.248 kasus dengan 631 orang dinyatakan sembuh dan 535 orang meninggal dunia.

\"Semua ini bukan hal yang mudah untuk kita semua. Tetapi saya amat percaya jika kita mampu melalui kesulitan ini bersama, kita justru akan menjadi bangsa yang semakin kuat dan siap menyongsong masa depan yang lebih sejahtera,\" tutur Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Bogor, Sabtu (18/4) melalui video yang disampaikan Biro Pers Sekretariat Presiden RI.

Kegotongroyongan, lanjut Jokowi, menjadi kunci dalam menghadapi Covid-19. Karena itu Jokowi mengajak masyarakat untuk gotong royong menghadapi corona.

\"Kegotongroyongan harus terus kita gaungkan, kepedulian warga juga terjadi di bidang ekonomi. Banyak yang membantu tetangganya dengan membeli produk yang dijualnya,\" ucapnya.

Menurut Jokowi, dirinya mendapat cerita mengenai seorang warga yang bergejala Covid-19 di dalam suatu lingkungan. Namun, tetangganya saling membantu dan tidak mengucilkannya. Jokowi menilai tindakan tersebut adalah contoh yang harus ditiru.

\"Gerakan-gerakan saling bantu tersebut harus diangkat, dimunculkan ke permukaan. Bukan untuk disombongkan. Tetapi untuk menjaga harapan dijadikan sebagai inspirasi dan akan bermanfaat jika dapat ditiru ulang oleh yang lain secara masif. Aksi-aksi solidaritas tersebut adalah penegas sifat dan kebesaran bangsa Indonesia yakni bangsa gotong royong, bangsa pejuang yang selalu menemukan kekuatan dan solusi lokal di tengah berbagai krisis. Kita tunjukkan dalam kondisi di rumah saja, kita tidak menjadi semakin individualis. Tetapi justru kita semakin peduli satu sama lain,\" tegasnya.

2

Jokowi kembali mengajak masyarakat untuk bekerja dari rumah, belajar dari rumah dan beribadah di rumah. \"Tapi penyebaran Corona dapat dicegah dengan kedisiplinan yang kuat dari kita sendiri. Mulai dari disiplin menggunakan masker, disiplin menjaga jarak, disiplin hindari kerumunan. Ini harus dilakukan secara bersama-dan terus menerus. Tidak boleh terputus,\" paparnya.

Sementara itu, Pemerintah Indonesia melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 mencatat hasil rekapitulasi data yang menyatakan pasien sembuh Covid-19 terus meningkat menjadi 631. Ini setelah ada penambahan sebanyak 24 orang.

Jumlah tersebut masih tinggi jika dibandingkan dengan angka kematian pasien per Sabtu (18/4) sebanyak 535 setelah ada penambahan 15 orang. Provinsi DKI Jakarta menjadi wilayah dengan sebaran pasien sembuh terbanyak. Yakni 205 orang. Disusul Jawa Timur sebanyak 96, Jawa Tengah 44, Sulawesi Selatan 43, Jawa Barat 41, Bali 36 dan wilayah lain di Indonesia sehingga total mencapai 631 pasien.

\"Kita bersyukur ada 205 di DKI Jakarta, 96 orang ada di Jawa Timur, 44 ada di Jawa Tengah, ada 43 di Sulawesi Selatan, ada 41 Jawa Barat, total dari keseluruhan provinsi lainnya adalah sebanyak 631 pasien,\" ungkap Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 Achmad Yurianto di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Sabtu (18/4).

Dari total kasus sembuh dan meninggal tersebut, ada pula penambahan kasus positif sebanyak 325 orang. Sehingga total menjadi 6.248. Jumlah penambahan kasus positif tersebut juga semakin sedikit apabila dibanding hari sebelumnya. Yakni mencapai 406 orang. Pemerintah yakin bahwa Covid-19 dapat dicegah dan disembuhkan.

Data tersebut diambil dari hasil uji spesimen sebanyak 45.378 yang dilakukan menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) di 35 laboratorium. Sebanyak 39.422 kasus spesimen yang diperiksa didapatkan data 6.248 positif dan 33.174 negatif.

Untuk jumlah orang dalam pemantauan (ODP) terdapat penambahan sebanyak 2.612. Sehingga total menjadi 176.344 orang dan pasien dalam pengawasan (PDP) bertambah 369 dengan total menjadi 12.979 orang. Data tersebut diambil dari 34 provinsi dan 221 kabupaten/kota di Tanah Air.

\"Kita berharap 12 ribu lebih PDP ini betul-betul dalam pengawasan yang ketat. Kemudian kita perhatikan gejala klinisnya. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan antigen PCR. Karena inilah diagnosa pasti,” papar Yuri.

Tags :
Kategori :

Terkait