Indonesia Dukung WHO Lawan Corona

Minggu 19-04-2020,22:00 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

JAKARTA- Pemerintah Indonesia mendorong sejumlah negara memberikan dukungan terhadap organisasi kesehatan dunia atau WHO dalam upaya melawan virus Corona atau Covid-19. Hal ini disampaikan Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi setelah melakukan pertemuan virtual bersama 20 Menteri Luar Negeri di bawah Alliance of Multilateralism, di Jakarta pada Jumat (17/4) malam.

\"Agar negara-negara memberikan dukungan terhadap WHO sebagai platform kerja sama antar negara. Saling berbagi informasi, memberikan guidelines untuk mencegah dan merespons terjadinya emergensi kesehatan,\" ungkap Menlu Retno melalui siaran persnya yang diterima Sabtu (18/4).

Menurut Retno, dukungan terhadap multilateralisme penting. Sehingga dipastikan bahwa multilateralisme dapat bermanfaat bagi kepentingan rakyat. Dalam berbagai forum multilateral, Indonesia terus menyuarakan solidaritas dan kemitraan global dalam melawan Covid-19.

Dalam kerangka WHO, lanjut Retno, Indonesia berpartisipasi dalam Solidarity Trial yang bertujuan mempercepat penemuan kombinasi dari 4 obat-obatan dan pengobatan yang paling efektif bagi Covid-19. Solidarity Trial melibatkan sedikitnya 90 negara dengan 900 pasien yang dipilih secara acak.

Pemerintah Indonesia enggan memberikan respons negatif terhadap kinerja WHO dalam upaya pencegahan pandemi virus corona seperti yang dilayangkan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Kata Retno, Indonesia lebih mengedepankan multilateralisme guna merespons krisis kemanusiaan yang terjadi serta memperkuat upaya kerja sama Internasional selama pandemi berlangsung.

“Untuk itu, sistem multilateral harus dapat bersifat lebih fleksibel terhadap isu terkait hak paten dan hak kekayaan intelektual dalam memproduksi alat medis, obat, dan vaksin kepada negara ketiga,\" tutur Retno.

Menlu Retno juga menekankan bahwa sistem multilateral harus dapat memfasilitasi pergerakan dan alur barang agar dapat terus menopang perdagangan dan rantai pasokan global.

2

“Kita menyadari ada baiknya krisis atau pandemi ini digunakan sebagai momentum untuk melakukan reformasi agar ke depan seluruh organisasi internasional yang ada dapat memberikan respons lebih baik apabila terjadi krisis di masa mendatang,” pungkas Retno.

Hal yang sama disampaikan Jepang. Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe, menyatakan dukungan bagi WHO. Abe mengatakan bahwa telah menyampaikan kepada para pemimpin negara-negara Kelompok Tujuh untuk memberikan perhatian kepada WHO.

\"Masyarakat internasional, yang memusatkan perhatian pada WHO, harus bekerja sama untuk memerangi penyakit menular ini, yang berdampak secara global. Jepang dengan tegas mendukung WHO. Hanya WHO yang bisa menjalankan tugas sebagai lembaga internasional untuk menangani pandemi itu,\" ujar Abe dalam konferensi Pers, seperti dikutip Reuters, Sabtu (18/4).

Sejauh ini Jepang punya hubungan baik dengan Donald Trump. Jepang tidak memberikan kritik kepada Trump. Namun, Jepang lebih mendukung seruan Kelompok Tujuh untuk mempertimbangkan reformasi pada WHO.

\"Ada berbagai pandangan soal WHO, seperti bahwa lembaga itu mungkin tidak netral secara politik,\" kata Abe. Namun ia membantah asumsi bahwa Jepang perlu mengurangi pendanaan bagi WHO. \"Kita sekarang ini harus mendukung WHO,\" ujar Abe.

Sebelumnya, beberapa politikus Partai Republik Amerika Serikat mendukung Donald Trump atas kritikannya terhadap WHO. Mereka meminta Trump untuk menahan bantuan dana Amerika ke WHO hingga menuntut pimpinan WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mundur diri. WHO dianggap tidak transparansi.

\"Sangat penting agar kita bertindak cepat untuk memastikan ketidakberpihakan, transparansi, dan legitimasi dari institusi yang berharga ini,\" demikian bunyi surat yang dikirimkan politikus Republikan yang ke Gedung Putih, seperti dikutip dari Reuters.

Dalam surat itu, para politikus yang berjumlah belasan itu, mengatakan bahwa mereka telah kehilangan kepercayaan pada Tedros dan menyalahkan WHO serta Partai Komunis China atas tersebar virus Corona yang memicu krisis kesehatan global saat ini. (dal/fin)

Tags :
Kategori :

Terkait