WFH Buat Siapa? Setelah Periode Pertama Social Distancing, Kota Cirebon Kembali Ramai

Senin 20-04-2020,11:38 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

CIREBON – Suasananya jauh berbeda. Di pekan pertama pemberlakukan social distancing jalanan sepi. Tempat-tempat keramaian juga ditinggalkan. Sekarang sudah tidak lagi. Apa yang menjadi imbauan pemerintah, nampaknya mulai dilupakan. Yang sama sebatas work from home (WFH). Lalu, untuk siapa WFH diterapkan kalau sehari-hari jalanan tetap ramai, tempat kongko penuh pengunjung?

Dari pantauan Radar Cirebon sepanjang pekan kemarin, yang berbeda dalam situasi social/physical distancing saat ini sebatas aparatur sipil negara (ASN) dan sebagain pekerja swasta WFH. Sekolah dan kampus belajar dari rumah. Minimarket, pasar tradisional dan pasar modern tutup lebih awal.

Selebihnya pemandangannya seperti hari normal pada umumnya. Pantauan Radar Cirebon, jalanan dan tempat tongkrongan di Kota Cirebon kembali ramai.

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Cirebon, Drs Andi Armawan mengakui, kesadaran masyarakat menerapkan social/physical distancing mulai kendor. Bahkan belakangan kota kembali ramai seperti hari-hari biasa.

“Sampai saat ini kesadaran masyarakat untuk menghindari tempat keramaian belum menyeluruh. Kota Cirebon masih ramai, seperti hari-hari biasa saja,” ujar Andi, kepada Radar Cirebon, Minggu (19/4).

Andi mengatakan, Satpol PP setiap hari selalu menggelar patroli rutin dengan dibantu pihak TNI serta Polri. Baik itu pagi, siang, sore, dan malam. Pihaknya juga sering membubarkan kerumunan orang yang nekat berada di keramaian dan mengesampingkan imbauan physical distancing.

“Besok Senin (hari ini, red) kita akan all out lagi, turun ke jalan. Tetap kita akan sosialisasi, membagikan masker, kemudian membubarkan kerumunan atau tempat-tempat keramaian,” imbuhnya.

2

Begitu juga hasil pantauan Satpol PP Minggu (19/4). Di jalanan Kota Cirebon, Satpol PP masih banyak menemukan aktivitas bergerombol.

Dia merasa heran dan tidak mengerti akan hal tersebut. Padahal, kata dia, pihaknya sudah membatasi operasional pasar tradisional dan modern.

“Pasar modern (mini market, red) tutup jam 6 sore, tapi saya melihat masih banyak juga yang kumpul-kumpul, kemudian kita juga bubarkan. Sebetulnya kita sudah memberikan edukasi lebih lah kepada masyarakat bersama TNI dan Polri. Cuma ngga tau harus bagaimana,” katanya.

Namun begitu, Satpol PP akan terus membubarkan kerumunan dan melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Andi juga akan membentangkan spanduk bertuliskan imbauan untuk menghindari keramaian dan lebih baik diam diri di rumah.

“Mungkin masyarakat jenuh karena terlalu lama di rumah, saya juga nggak ngerti. Apa yang dilakukan kan demi kebaikan bersama. Biarkan yang di luar adalah orang yang berjuang, seperti dokter, relawan kesehatan, dan kami dari Satpol PP, TNI serta Polri memberikan sosialisasi. Masyarakat berjuang cukup di rumah saja,” tuturnya.

Sebelumnya, Kepala Seksi Pengendalian dan Operasional (Dalops) Dishub Kota Cirebon, Rony Priatna mengatakan berdasarkan patroli yang dilakukan oleh tim dan juga pemantauan CCTV di Area Traffic Control System (ATC), dari sisi kepadatan kendaraan telah berkurang.

Namun untuk Jalur Pantura, memang sempat terjadi adanya peningkatan sebanyak 10 persen saat adanya gelombang pemudik dari jakarta yang pulang ke kampung halamanya ke arah jawa tengah. Beberapa waktu lalu. \"Berdasarkan pantauan, masih stabil. Masih lancar,\" ungkap Rony.

Selain itu, imbauan pemerintah agar warga belajar dan bekerja di rumah, telah berdampak terhadap kepadatan lalu lintas di dalam kota. Upaya pemerintah untuk mencegah penyebaran Covid-19 itu juga telah mengurangi kepadatan kendaraan 30 hingga 40 persen.

Tags :
Kategori :

Terkait