Disiplin Physical Distancing, Peningkatan Aktivitas Masyarakat karena Menjelang Ramadan

Selasa 21-04-2020,14:30 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

CIREBON – Masa social distancing periode ketiga, nampak aktivitas masyarakat lebih ramai dari sebelumnya. Kondisi ini dapat dimaklumi mengingat masih banyak warga yang bermata pencaharian dan mengharuskan keluar rumah. Meski tidak sedikit yang berkerumun sekadar untuk kongko.

Opsi menerapkan physical distancing secara ketat adalah jalan tengah. Masyarakat dituntut disiplin menjaga jarak saat beraktivitas di luar rumah. Juga menggunakan masker, serta rajin mencuci tangan dengan sabun maupun hand sanitizer.

Dokter Spesialis THT, dr Asad SpTHT-KL mengatakan, physical distancing efektif menghentikan penyebaran virus. Tapi, setiap orang yang beraktivitas di luar ruangan harus benar-benar menjaga jarak. Satu sama lain, minimal dua meter. “Kalau kita ngomong dua meter seperti ini, kan masih kedengaran. Masih bisa ngobrol jelas,” kata Asad, kepada Radar Cirebon, saat ditemui di Kampung Bima, Senin (20/4).

Selain jaga jarak, yang tidak kalah penting adalah alat pelindung diri (APD). Masyarakat wajib menggunakan masker saat berada di luar tangan. Bila perlu menggunakan sarung tangan. Atau kalau tidak ada, menyiapkan hand sanitizer.

Disiplin yang tidak kalah penting adalah begitu tiba di rumah. Agar tidak langsung bercengkrama dengan anggota keluarga. Tetapi langsung mandi dan baju yang telah digunakan agar dicuci/direndam deterjen.

Kedisiplinan terhadap physical distancing merupakan hal penting, karena belum bisa dilakukan pendindakan secara tegas oleh aparat yang berwenang. Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) juga hanya dapat melakukan imbauan dan kepada masyarakat agar menerapkan social distancing dan physical distancing ini.

Kepala Satpol PP Kota Cirebon, Drs Andi Armawan menjelaskan, beberapa hari terakhir ini memang didapati aktivitas masyarakat cenderung lebih ramai, baik di jalanan maupun ruang publik lainya seperti pasar tradisional dan toko swalayan di siang hari. Kondisi ini memang terjadi karena mendekati bulan Ramadan.

2

Pihaknya tidak bisa melakukan penindakan atau pembubaran atas aktivitas tersebut, karena Kota Cirebon memang belum ditetapkan sebagai daerah yang menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Yang bisa diberikan tindakan adalah yang punya hierarki dengan Pemerintah Kota Cirebon.

Misalnya, para ASN di bawah naungan Pemkot Cirebon yang tengah mendapat jadwal work from home, kedapatan keluyuran tanpa urusan urgen di tempat umum. Pihaknya bisa saja menindaknya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Termasuk ketika pelajar yang tengah menerapkan study from home.

“Mememang tidak bisa dibendung, hanya saja kami tidak henti-hentinya untuk mengimbau dan meminta masyarakat untuk physical distancing. Yang ASN sedang WFH ya jangan keluyuran di luar rumah, pelajar juga. Kami minta kesadaran yang tinggi kepada masyarakat, kalau tidak urgent sekali usahakan tetap di rumah,” paparnya.

Secara kebijakan Pemkot Cirebon telah mengeluarkan berbagai formulasi untuk membatasi aktivitas masyarakat berkeliaran di luar rumah. Mulai dari penerapan WFH bagi ASN dan STH bagi pelajar, membatasi jam operasional pasar, swalayan, dan minimarket, bahkan mengimbau tidak menggelar peribadatan (berbagai agama) yang melibatkan banyak jemaah.

Dia mencontohkan pembatasan jam operasional pasar tradisonal hingga mesti tutup sebelum jam 12.00 juga bertujuan untuk itu. Hanya saja, yang terjadi justru pasar lebih padat dan ramai pada pagi hari hingga menjelang waktu jam tutupnya pasar. Apalagi dalam kondisi yang mendekati bulan Ramadan ini.

Di samping itu, untuk pasar tradisional pemkot melalui Perumda Pasar Berintan sudah mencoba formulasi penerapan belanja online untuk mengurangi kepadatan. Pihaknya berharap masyarakat memanfaatkan layanan ini agar tujuan dari social distancing dapat mengurangi kepadatan massa di pasar tradisional.

“Ketika di masa-masa sekarang ini tidak bisa dihindari warga belanja ke pasar untuk membeli kebutuhan menjelang Ramadan, pedagang dan pengunjung pakailah masker. Ini sesuai dengan anjuran pemerintah dan rekomendasi WHO untuk meminimalisir penularan Covid-19,” tuturnya.

Untuk mengoptimalkan kesadaran penggunaan masker kepada masyarakat di ruang publik dan tempat-tempat umum, pihaknya berencana untuk menggelar pemeriksaan di pintu-pintu masuk ruang publik tersebut seperti pasar, swalayan, dan sebagainya. Yang hendak masuk harus mengenakan masker dan diminta cuci tangan di tempat yang disediakan. (azs)

Tags :
Kategori :

Terkait