Pedagang Tegalgubug Produksi Masker Scuba, Sehari Bisa Jual 100 Kodi

Selasa 21-04-2020,23:34 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

Kondisi saat ini tengah tak menentu. Pandemi virus corona berdampak serius ke berbagai sektor. Tak terkecuali perekonomian yang saat ini tengah memasuki masa-masa sulit.

ANDRI WIGUNA, Cirebon

BERTAHAN di tengah kondisi yang serba sulit belakangan ini, bukanlah perkara mudah. Karena itu, masyarakat diharuskan bisa bertahan dan beradaptasi dengan situasi saat ini.

Namun seorang perajin dan distributor pakaian di Tegalgubug berhasil melihat peluang tersebut. Di tengah lesunya bisnis kain, baju dan pakaian jadi, ia mampu melihat peluang untuk beradaptasi membuat masker yang ia jual dengan harga murah, namun tetap menjaga kualitas.

Ya, Cholis Sentosa, warga Desa Tegalgubug tersebut sudah dua minggu terakhir mulai memproduksi masker. Ia yang biasanya setiap hari memproduksi pakaian jadi dan dikirim ke berbagai daerah di nusantara tersebut, kini nyambi jadi perajin masker jenis scuba.

“Saat ini memang kondisi ekonomi sedang lesu. Hampir semua omset pedagang di Tegalgubug turun drastis. Akhirnya, kita cari peluang agar bisa bertahan dan menjaga bisnis agar tidak mati. Awalnya lihat-lihat peluang dan setelah yakin mampu, saya produksi masker,” ujar Cholis.

Tidak begitu sulit untuk memproduksi masker scuba. Untuk bahan sudah tersedia dan banyak di Tegalgubug. Hanya untuk pemotongannya masih dikirim ke daerah lain, karena harus menggunakan mesin laser.

2

“Sebenarnya bisa pakai alat potong manual, tapi lama. Pemotongannya dilakukan di tempat lain. Kalau saya di Bandung. Jadi, datang ke sini itu sudah potong-potongan bahan. Nanti kita tinggal jahit di sambungannya saja,” imbuhnya.

Setiap harinya, menurut Cholis, dia bisa menjual paling tidak 100 kodi masker scuba dengan harga per pcs-nya di bawah Rp3.750 untuk masker anak-anak dengan karakter dan Rp3.500 untuk orang dewasa.

“Masker anak-anak lebih mahal, karena ada gambar karate. Kalau masker dewasa lebih murah karena polos. Saya jual kebanyakan lewat online, sampai kirim ke Palembang. Peminatnya cukup banyak. Orang lebih suka ini, ketimbang masker yang harus diikat. Lebih simple dan yang pasti bisa dicuci,” jelasnya.

Kini, meskipun masih tetap berjualan kain, baju dan pakaian jadi, Cholis yakin pasar masker scuba akan tetap ada. Karena jika pandemi corona sudah berakhir pun, menggunakan masker ia yakini bakal menjadi kebutuhan. Karena selama beberapa bulan orang terbiasa menggunakan masker.

“Kalaupun nanti pandemi berakhir, saya yakin orang yang pakai masker akan terus banyak. Ini karena mereka sudah terbiasa dan ini juga terbukti bisa menjaga kesehatan dan melindungi tubuh dari paparan virus. Jadi saya mantap tetap memproduksi masker,” ungkapnya. (*)

Tags :
Kategori :

Terkait