Selain Go Online, Pasar Mesti Menerapkan Physical Distancing, Pedagang Aman, Pembeli Nyaman

Senin 27-04-2020,12:30 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

Aktivitas perekonomian di pasar tidak bisa dihentikan sekalipun di tengah pandemi corona virus disease (Covid-19). Sekalipun sudah menerapkan sistem online, pengaturan jarak dirasa menjadi sangat penting untuk diterapkan.

PEMBERLAKUAN pasar daring sudah berjalan hampir dua pekan. Tetapi tujuan dari pengurangan volume pengunjung belum bisa dikatakan berhasil. Pembatasan jam operasional pasar justru meningkatkan kepadatan terutama di pagi hari dan menjelang tutup.

Padahal, pengaturan jarak antar pedagang juga pedagang dengan pembeli menjadi faktor penting pencegahan covid-19. Tidak hanya itu, yang perlu diperhatikan adalah penggunaan alat pelindung diri baik dari sisi pedagang maupun pembeli.

Dokter Spesialis Telinga Hidung Tengorokan Kepala dan Mulut (THT-KL), dr Assad Sp THT-KL memandang perlunya penerapan pengaturan jarak ini. Misalnya, mengatur jarak antar pedagang atau setidaknya memasang sekat. Kemudian mengatur jarak antara pembeli dan penjual.

Tidak kalah penting adalah penggunaan alat pelindung diri (APD) seperti masker, penutup kepala, sarung tangan atau setidaknya hand sanitizer. Ini juga berlaku bagi pembeli. Langkah-langkah ini semata-mata agar masyarakat tetap dapat beraktivitas, ekonomi berjalan dan pedagang maupun pembeli lebih nyaman.

“Jadi pemahaman physical distancing perlu ditekankan kepada masyarakat dan bagaimana sama-sama menyadari pentingnya menjaga jarak,” kata Asad.

Meski bukan hal yang tidak mungkin dilakukan, namun Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pasar Berintan memandang penerapan physical distancing di pasar tradisional masih sulit dilakukan.

2

Dirut Perumda Pasar Berintan, Akhyadi SE mengaku sudah menginformasikan imbauan physical distancing. Namun, belum benar-benar berjalan.

Untuk saat ini, pihaknya telah menyediakan tempat cuci tangan dan sabun cair, tujuannya supaya ketika pembeli akan masuk ke pasar, kondisi tangannya bersih. Begitu juga ketika selesai berbelanja diharapkan juga cuci tangan. Sehingga ketika dalam perjalanan pulang ke rumah, tangannya juga bersih. “Setiap pasar kita sediakan tempat cuci tangan,” ujarnya.

Tidak sampai di situ, Perumda Pasar juga mengingatkan pedagang pasar dan pembeli senantiasa mengenakan masker. Tujuannya menghindari penularan covid-19 dari droplet ketika seseorang bersin, batuk atau dari hembusan nafas. “Kita selalu ingatkan itu (pakai masker). Mudah-mudahan selalu diikuti,” katanya.

Untuk mengurangi kepadatan di pasar tradisional, Akhyadi berharap masyarakat memanfaatkan fasilitas belanja online melalui nomor yang sudah disediakan. Hanya dengan memesan barang belanjaan, bisa langsung diantar ke alamat pemesan, dan cukup membayar ongkos kirim Rp6 ribu.

Dari pantauan Radar Cirebon, layanan pasar online langsung ditangani oleh masing-masing kepala pasar. Kepala pasar bertindak sebagai admin yang mengakomodir transaksi pesanan pembeli sampai mengkoordinasikan dengan staf untuk pengiriman pesanan.

Selama memberlakukan layanan ini, tugas pegawai pasarpun bertambah. Selain mengurus pekerjaan tetap yakni, menarik retribusi kepada pedagang dan mencatat fluktuasi harga di pasar, kini mereka juga dibebankan untuk membelikan pesanan pembeli dan mengantarkanya sampai ke rumah.

Kepala Pasar Induk Jagasatru, Sugandi mengatakan, sejak diberlakukan beberapa waktu lalu, minat masyarakat untuk menggunakan layanan pasar online semakin meningkat. Sebab, berbelanja dengan sistem daring, pembeli hanya dibebankan biaya ongkos kirim yang terbilang murah. Hanya Rp6 ribu untuk seluruh wilayah kota Cirebon. \"Karena memang disini itu paaar induk, jadi yang belanja juga banyak. Termasuk yang memanfaatkan pasar online,\" ungkap Sugandi.

Menurut Gandi -sapaan akrabnya- adanya peran baru membuat ia lebih aktif mengecek smartphone. Karena, hampir setiap saat ia menerima notifikasi dari pelanggan yang ingin memanfaatkan layanan belanja online.

Tags :
Kategori :

Terkait