CIREBON-Pertemuan Drs H Dedi Supardi MM dengan Dr H Djakaria Machmud di Kampus Unswagati disambut baik calon bupati yang diusung PDIP, H Sunjaya Purwadi. Pertemuan itu, lanjutnya, menunjukkan bahwa hubungan kedua tokoh tersebut membaik dan cair. Pasalnya, selama ini yang ia ketahui hubungan Bupati Dedi dengan Rektor Unswagati ini kurang begitu harmonis sejak Pemilukada 2008 lalu, hingga pada saat pendaftaran bakal calon bupati pun keduanya saling bersaingan. “Saya pikir itu positif bagi kedua belah pihak,” ucapnya. Pihaknya tidak terlalu merisaukan anggapan jika pertemuan tersebut sebagai bentuk penggabungan kekuatan politik yang siap melawan PDIP dalam pemilukada mendatang. Dia menilai, masyarakat pemilih di Kabupaten Cirebon saat ini sudah cerdas dan tidak hanya terfokus pada satu figur. “Masyarakat lebih pandai untuk memilih siapa calon yang layak untuk menjadi seorang pemimpin,” bebernya. Meski demikian, dia menyayangkan jika sampai H Djakaria Machmud yang notabene satu partai dengannya, mendukung calon lain yang notabene bukan dari PDIP. Sebab, saat memperebutkan rekomendasi, seluruh bakal calon sudah sepakat untuk mendukung siapa pun yang dapat restu dari DPP PDIP. “Soal dukung-mendukung itu hak pribadi, tapi seyogyanya Pak Djakaria yang pernah bernaung di PDIP harus mendukung calon dari PDIP sesuai komitmen awal dia maju mencalonkan diri sebagai bakal calon bupati dari PDIP,” katanya. Diakui, sampai saat ini pihaknya belum bertemu dengan Djakaria guna melakukan konsolidasi politik. Namun, ia sudah menyampaikan pesan kepada orang-orang terdekatnya bahwa ia siap untuk berkomunikasi dalam rangka membangun Kabupaten Cirebon ke arah yang lebih baik. “Kita akan terus berkomunikasi dengan siapa pun, saya pribadi tidak ingin mencari musuh,” tegasnya. Sementara Ketua DPC PDIP Kabupaten Cirebon H Tasiya Soemadi Al Gotas tidak yakin jika Dr Djakaria Machmud akan memberikan dukungan kepada Hj Sri Heviyana Supardi, walaupun Bupati Dedi melakukan pendekatan politik. “Saya tahu kok Pak Djakaria itu seperti apa,” katanya. Namun, secara garis besar pihaknya menyambut baik pertemuan dua tokoh tersebut. “Saya sangat senang jika mereka akhirnya bisa duduk satu meja. Tapi saya yakin jika Pak Djakaria akan tetap setia terhadap PDIP,” tandasnya. Terpisah, tokoh pemuda Cirebon Timur Qorib Magelung Sakti SH mengatakan, langkah PDIP akan melakukan buka-bukaan terhadap kebijakan Pemerintah Kabupaten yang dinahkodai oleh Drs Dedi Supardi MM, merupakan langkah yang harus dipertimbangkan secara matang, karena bisa mengakibatkan sikap yang sia-sia dan cenderung merugikan banyak kader. Pasalnya, banyak simpatisan PDIP yang masuk di pemerintahan. “Ini yang kemudian akan memicu emosional partai berlebihan dan mampu mengancam integritas internal partai,” paparnya. Justru yang harus dilakukan PDIP sekarang adalah perang melawan semuanya (enam pasangan calon) untuk berlomba merebut hati rakyat. “Karakter politik luhur dan cenderung membela wong cilik harus terus dikedepankan. Sikap arif dan bijaksana dalam memandang pembelotan kader harus disiasati sebagai pemicu semangat mesin partai untuk mampu memenangkan pasangan yg diusung DPP,” imbuhnya. Jika hal ini terus dibiarkan, justru akan merugikan integritas partai, sehingga akan dimanfaatkan oleh kekuatan partai lain. Partai lain akan melihat peluang ini sebagai kemerosotan semangat PDIP, itu menjadi spirit untuk menggembosi partai dari dalam. “Kalau PDIP ingin menang, lakukan konsolidasi menyeluruh, jangan disibukkan urusan yang tidak penting,” pungkasnya.(via/jun/sam)
Sunjaya Tidak Yakin Djakaria Dukung Heviyana
Selasa 02-07-2013,09:30 WIB
Editor : Dian Arief Setiawan
Kategori :